Malala Yousafzai, aktivis remaja asal Pakistan, hari ini (10/10) mendapat penghargaan bergengsi di bidang hak asasi manusia dari parlemen Uni Eropa, Anugerah Sakharov.
"Hari ini kami memutuskan untuk memberitahu dunia bahwa harapan kita untuk masa depan yang lebih baik berada pada orang muda seperti Malala Yousafzai," kata ketua partai konservatif, Partai Rakyat Eropa (EPP).
Remaja 16 tahun ini juga disebut-sebut sebagai salah satu kandidat terkuat yang layak menerima Hadiah Nobel Perdamaian yang akan diumumkan di Oslo pada hari Jumat besok.
Malala Yousafzai, pelajar sekolah menengah yang berani berkampanye untuk hak-hak perempuan bersekolah selamat dari upaya pembunuhan oleh Taliban tahun lalu. Sejak itu ia menjadi ikon global perjuangan untuk pendidikan dan perdamaian perempuan.
Malala mendapat sambutan gemuruh dan tepuk tangan berdiri dari para hadirin ketika ia berpidato di depan Majelis Umum PBB bulan Juli lalu. Dalam pidatonya, ia bersumpah tidak akan bisa dibungkam oleh kekerasan.
Nama Malala mulai dikenal sejak 2009 -- saat ia masih berusia 11 tahun, karena berani menulis blog di situs BBC berbahasa Urdu tentang kehidupan di sekitarnya. Saat itu, ia tinggal di kawasan lembah Swat, barat laut Pakistan, yang berada di bawah kekuasaan Taliban. Di bawah kekuasaan Taliban yang menerapkan doktrin Islam garis keras, kaum perempuan tidak boleh mengenyam bangku sekolah.
(thenews.com.pk)