Australia meningkatkan level ancaman teroris dari menengah ke tinggi. Keputusan ini diumumkan oleh Perdana Menteri Tony Abbott. Langkah tersebut diambil sebagai respon atas meningkatnya konflik militan di Irak dan Suriah.
Abott mengatakan, badan keamanan mulai khawatir dengan bertambahnya warga Australia yang mempunyai hubungan dengan kelompok-kelompok militan. Namun perdana menteri menyebut belum ada laporan mengenai rencana serangan di dalam negeri.
“Saya ingin menegaskan langkah ini bukan berarti bakal ada serangan teror di Australia. Kebijakan diambil karena ada pihak-pihak yang punya kemampuan untuk melancarkan serangan di sini,” tambahnya.
Pejabat Australia mengatakan, sekitar 60 warga Australia bergabung dengan kelompok militan, seperti ISIS dan Jabhat al-Nusra (juga dikenal sebagai al-Nusra Front) di Timur Tengah. Dari jumlah itu, 15 diantaranya tewas dalam konflik, termasuk dua orang yang terlibat bom bunuh diri.
Pemerintah khawatir dengan dampak keamanan dalam negeri saat orang-orang itu kembali ke Australia.
Langkah ini menjadi yang pertama kali diambil Australia sejak menerapkan sistem ini pada 2003. Tingkat ‘menengah’ berarti ada ancaman serangan teroris. Sementara ‘tinggi’ artinya serangan segera terjadi. Tingkat paling tinggi adalah ‘ekstrim’ dimana serangan telah terjadi.
Abbott meminta warga tetap beraktivitas seperti biasa. Mereka hanya diminta meningkatkan kewaspadaan di bandara, pelabuhan, basis militer, gedung-gedung pemerintahan dan tempat berkumpulnya warga. (bbc)