Bagikan:

Pengungsi Burma di Thailand Menolak Kembali ke Kampung Halaman

KBR68H, Washington - Jajak pendapat sosial-ekonomi pertama yang dilakukan oleh PBB mendapati bahwa mayoritas pengungsi asal Burma yang tinggal di kamp pengungsi terbesar di Thailand lebih memilih untuk dimukimkan ke negara ketiga atau menetap di Thailand.

INTERNASIONAL

Jumat, 27 Sep 2013 09:20 WIB

Pengungsi Burma di Thailand Menolak Kembali ke Kampung Halaman

pengungsi, burma, thailand

KBR68H, Washington - Jajak pendapat sosial-ekonomi pertama yang dilakukan oleh PBB mendapati bahwa mayoritas pengungsi asal Burma yang tinggal di kamp pengungsi terbesar di Thailand lebih memilih untuk dimukimkan ke negara ketiga atau menetap di Thailand.

Mireile Girard – wakil Komisaris Tinggi PBB Untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) di Thailand mengatakan kepada VOA, jawaban  yang  diperoleh  dari lebih 6.500 kepala keluarga (KK) pengungsi di penampungan sementara Mae La di propinsi Tak menggambarkan sikap mereka yang tinggal di penampungan itu.

“Banyak banyak lagi yang belum mengemukakan sikap. Mereka belum benar-benar menetapkan sikap mereka. Pada tahap ini, kami tidak meminta mereka untuk membuat keputusan.  Kami hanya berupaya mengkaji niat dan aspirasi mereka sehingga kami bisa membantu menyiapkan solusi yang lebih baik sesuai harapan mereka,”kata Girard.

Hanya sejumlah kecil pengungsi di Mae La yang menunjukkan keinginan untuk kembali ke kampung halaman mereka.   Mayoritas pengungsi menyatakan masih tidak percaya pada pemerintah Burma dan tidak yakin akan status atau kewarganegaraan mereka nanti.  Mereka juga menyebut kekhawatiran soal keamanan, bagaimana mereka bisa hidup dan kurangnya infrastruktur dalam komunitas mereka tinggalkan.

Hampir semua yang tinggal di penampungan Mae La adalah etnis Karen yang lari dari tanah air mereka untuk menghindari tekanan militer Burma.  Tidak ada gencatan senjata permanen di sebagian besar daerah ke mana mereka akan pulang.

Mireile Girard sepakat bahwa kondisi belum memungkinkan para pengungsi di Thailand untuk pulang ke negeri mereka.

“Amnesti, kebebasan memilih tempat ke mana mereka akan pulang, akses bagi lembaga kemanusiaan sehingga kami bisa mengunjungi mereka sepulangnya  mereka ke negeri asal, dan lain-lain.  Semua ini sudah harus siap barulah mereka bisa pulang, jika mereka mau pulang dan pulang dalam jumlah besar. Dan barulah kami dapat menganjurkan mereka pulang. Sekarang ini kami belum bisa memberi anjuran demikian.”ujarnya.

Sekitar 130 ribu pengungsi kini tinggal di sembilan penampungan sementara di perbatasan Thailand-Burma. Banyak dari mereka lahir di pengasingan.  Delapan puluh persen dari mereka adalah etnis Karen.

Sejak 2005, lebih dari 83 ribu orang yang lari dari Burma ke Thailand telah bermukim di negara-negara ketiga, sebagian besar di Amerika.

Thailand mengakhiri pendaftaran pengungsi tahun 2006 dan menyatakan bahwa mereka yang tidak terdaftar tidak bisa  dimukimkan di negara ketiga. Sejak tahun lalu sebuah pengecualian diberlakukan bagi mereka yang anggota keluarganya telah bermukim di negara apa saja.

Diperkirakan satu juta warga Burma tinggal di Thailand, sebagian besar adalah pekerja gelap. (VOA)

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending