Pasca Ledakan Bom, KBRI Menyisir Belasan Rumah Sakit di Bangkok
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan sejauh ini baru menemukan satu WNI meninggal dan satu luka-luka. Kementeriannya akan memantau proses operasi dan menghubungi pihak keluarga.


Kuil Erawan di Bangkok Thailand yang menjadi sasaran pemboman. (Foto: Lisensi Umum/Creative Commons)
KBR, Jakarta - Kementerian Luar Negeri menelusuri 15 rumah sakit di Bangkok untuk mencari warga Indonesia yang menjadi korban pengeboman kuil di Bangkok, Thailand.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan sejauh ini baru menemukan satu WNI meninggal dan satu luka-luka. Kementeriannya akan memantau proses operasi dan menghubungi pihak keluarga.
"Kita masih melakukan searching ke semua rumah sakit yang ada di Bangkok. Sejauh ini kita sudah searching 15 rumah sakit. Informasi terakhir 1 meninggal dunia, 1 luka-luka. Mudah-mudahan tidak nambah," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (18/8/2015).
Retno menambahkan, Presiden Joko Widodo sudah mengetahui informasi mengenai meledaknya bom di sebuah kuil di pusat Kota Bangkok, Thailand.
KBRI Bangkok juga sudah mengeluarkan imbauan agar WNI lebih berhati-hati.
Sementara Kepolisian Thailand mengatakan, ledakan di Kuil Erawan berasal dari bom pipa yang ditaruh di dalam kuil. Ledakan bom semalam itu menewaskan sedikitnya 21 orang dan 80-an orang luka. ?Kuil umat Hindu ini kerap menjadi tujuan wisata utama para pengunjung dari Asia Timur.
Polisi Thailand masih menyelidiki pelaku pengeboman. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa bom terbuat dari tiga kilogram TNT yang dimasukkan ke dalam pipa dan dibungkus kain putih. Radius kerusakan akibat ledakan diperkirakan mencapai 100 meter.
Belum ada yang bertanggung jawab dalam insiden ini. Riwayat keamanan Thailand dalam beberapa tahun terakhir memang penuh konflik. Mulai dari perseteruan antara pendukung rezim terdahulu dengan pemerintah hingga perebutan kepemimpinan negara, tidak jarang berlangsung dengan pertumpahan darah.
Militer menguasai Thailand sejak Mei 2014, setelah menggulingkan pemerintahan yang berkuasa menyusul kerusuhan pada aksi anti-rezim yang berlangsung berbulan-bulan.
Editor: Agus Luqman
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan sejauh ini baru menemukan satu WNI meninggal dan satu luka-luka. Kementeriannya akan memantau proses operasi dan menghubungi pihak keluarga.
"Kita masih melakukan searching ke semua rumah sakit yang ada di Bangkok. Sejauh ini kita sudah searching 15 rumah sakit. Informasi terakhir 1 meninggal dunia, 1 luka-luka. Mudah-mudahan tidak nambah," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (18/8/2015).
Retno menambahkan, Presiden Joko Widodo sudah mengetahui informasi mengenai meledaknya bom di sebuah kuil di pusat Kota Bangkok, Thailand.
KBRI Bangkok juga sudah mengeluarkan imbauan agar WNI lebih berhati-hati.
Sementara Kepolisian Thailand mengatakan, ledakan di Kuil Erawan berasal dari bom pipa yang ditaruh di dalam kuil. Ledakan bom semalam itu menewaskan sedikitnya 21 orang dan 80-an orang luka. ?Kuil umat Hindu ini kerap menjadi tujuan wisata utama para pengunjung dari Asia Timur.
Polisi Thailand masih menyelidiki pelaku pengeboman. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa bom terbuat dari tiga kilogram TNT yang dimasukkan ke dalam pipa dan dibungkus kain putih. Radius kerusakan akibat ledakan diperkirakan mencapai 100 meter.
Belum ada yang bertanggung jawab dalam insiden ini. Riwayat keamanan Thailand dalam beberapa tahun terakhir memang penuh konflik. Mulai dari perseteruan antara pendukung rezim terdahulu dengan pemerintah hingga perebutan kepemimpinan negara, tidak jarang berlangsung dengan pertumpahan darah.
Militer menguasai Thailand sejak Mei 2014, setelah menggulingkan pemerintahan yang berkuasa menyusul kerusuhan pada aksi anti-rezim yang berlangsung berbulan-bulan.
Editor: Agus Luqman
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai