Bagikan:

Anak-anak Vietnam Dijual ke Rumah Bordil di Cina dan Eropa

KBR68H - Penanganan kasus perdagangan manusia ke luar negeri telah lama menjadi agenda pemerintahan Vietnam. Berdasarkan data resmi, sejak 2005, ada sekitar 7 ribu orang, yang diperdagangkan, baik ke dalam maupun luar negeri.

INTERNASIONAL

Minggu, 25 Agus 2013 12:05 WIB

Author

Ratih Cahaya

Anak-anak Vietnam Dijual ke Rumah Bordil di Cina dan Eropa

perdagangan anak, vietnam, rumah bordil

KBR68H - Penanganan kasus perdagangan manusia ke luar negeri telah lama menjadi agenda pemerintahan Vietnam. Berdasarkan data resmi, sejak 2005, ada sekitar 7 ribu orang, yang diperdagangkan, baik ke dalam maupun luar negeri. 80 persen di antaranya adalah anak-anak dan wanita. Namun, menurut ahli independen, jumlahnya lebih dari yang telah disebutkan.

Anak-anak yang diambil dari berbagai daerah di Vietnam ini dipekerjakan di rumah bordil di kawasan Cina, Asia Tenggara, dan Eropa. Kebijakan satu anak di Cina, mendorong para ibu di Vietnam menjual anak laki-laki mereka dan gadis-gadis Vietnam dijual untuk dihamili. Anak-anak lelaki Vietnam juga dijual ke Inggris untuk menjadi pekerja di pertanian ganja.

Sayangnya, data dari pemerintah Vietnam tidak menunjukkan rasio perdagangan manusia di dalam dan ke luar negeri. Bagaimanapun, masalah ini muncul begitu saja di dalam negeri.

“Setiap waktu, pasti ada puluhan ribu anak-anak dan orang dewasa dalam kondisi diperdagangkan (di dalam maupun keluar Vietnam)” kata seorang ahli yang tidak ingin disebutkan namanya.

Kebanyakan masalah muncul karena status legal yang dimiliki korban perdagangan manusia, kata Florian Forster, Kepala Kantor Imigrasi di Vietnam.

“Perdagangan yang melintasi batas internasional sudah lama telah diakui. Sedangkan perdagangan di dalam negeri baru diakui pada tahun 2011. Butuh waktu untuk mengimplementasikan hal tersebut, bagi pemerintah untuk menyebarkan pesan,” kata Forster. (VOA)

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending