KBR - Tingkat bunuh diri di Singapura pada 2013 tertinggi nomor tiga setelah Jepang dan Hong Kong. Di negara itu tingkat bunuh dirinya mencapai 9,29 persen per 100 ribu orang. Lebih rendah dari Jepang yang mencapai 24 persen per 100 ribu orang dan Hong Kong 12 persen per 100 ribu orang.
Tingkat bunuh diri di Singapura tahun lalu mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Jika pada 2012, terdapat 467 kasus bunuh diri, pada 2013 berkurang menjadi 422. Hal tersebut masih menimbulkan kekhawatiran terhadap orangtua. Rata-rata yang bunuh diri adalah orang di bawah usia 30 tahun.
LSM The Samaritans of Singapore (SOS) berusaha keras mencegah bunuh diri dengan memberikan dukungan emosional melalui bimbingan konseling pribadi dan telepon hotline 24 jam.
“Bunuh diri adalah sesuatu yang tragis. Pemuda yang bunuh diri adalah yang mengalami kesulitan dalam hidup dan kurang ada komunikasi dengan keluarganya,” kata seorang anggota SOS.
Direktur Eksekutif SOS, Christine Wong mengatakan, bunuh diri juga bisa karena terputusnya hubungan mereka dengan keluarga. Komunikasi dengan keluarga dengan tidak tatap muka juga dianggap sebagai hal yang membuat orang muda kesulitan dalam hidup dan memilih bunuh diri.
Singapura adalah negara dengan 90% rumah tangga yang memiliki akses internet dan penetrasi telepon selular 154%. “Itu yang membuat tidak ada komunikasi yang baik antara anak dan orangtua,” kata Christine. (therealsingapore).
Editor: Antonius Eko