KBR - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon percaya pertempuran antara Hamas dengan Israel akan berakhir dalam waktu dekat. Ia percaya bahwa misi darurat ke Timur Tengah yang ia tengah dilakukan akan mendorong penghentian pertempuran itu.
“Harapan dan keyakinan saya bahwa pembicaraan ini akan mengarah pada hasil dan mengakhiri pertempuran dalam waktu yang sangat dekat," kata Ban kepada Dewan Keamanan lewat video konferensi dari Kota Ramallah, Palestina.
Sekjen PBB telah mengunjungi Qatar, Kuwait, Kairo dan Yerusalem. Ia mengatakan akan pergi ke Yordania dan Arab Saudi dalam sebuah misi "solidaritas dan perdamaian". Misi ini dengan bertujuan untuk mengakhiri dengan cepat perang yang terus memanas dalam dua minggu terakhir antara Israel dan militan Hamas.
Dalam tiga hari terakhir Ban telah bertemu dengan kepala Liga Arab dan pemimpin Arab, Palestina dan Israel serta Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan menteri luar negeri Norwegia. Dia juga berbicara dengan Presiden Prancis Francois Hollande.
"Saya telah melakukan diskusi intensif dan bermanfaat dengan di semua pemimpin negara. Saya juga telah mengadakan pertemuan yang sangat berarti dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Qatar, dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry , serta Sekretaris Jenderal Liga Negara-negara Arab Nabil ElArabi " kata Ban.
Sekjen PBB mencatat bahwa dalam pertemuan itu ada banyak kendala dan kompleksitas. Ia mengatakan bahwa ia telah menyerukan tiga pesan . Pertama menghentikan pertempuran, Kedua memulai dialog dan Ketiga mengatasi akar penyebabnya.
Ban menekankan bahwa gencatan senjata tanpa mengatasi akar masalah dari konflik Israel-Palestina hanya akan menunda konflik. “Siklus ini terus berlangsung- kecuali kepahitan dan kebencian yang akan menjadi lebih mengakar setiap kali (konflik) itu datang," katanya.
Konflik ketiga antara Israel dengan Palestina dalam lebih dari lima tahun telah merenggut nyawa sedikitnya 609 warga Palestina. Sebagian besar dari mereka adalah warga sipil. Serta menewaskan 29 warga Israel yang terdiri dari 27 tentara dan dua warga sipil. (abc)
Editor: Antonius Eko