KBR - Saham Malaysia Airlines jatuh hampir 18 persen pada Jumat (18/7), setelah pesawat MH17 jatuh di kawasan Ukraina. Padahal, Malaysia Airlines dan rival lokalnya AirAsia X, merupakan perusahaan penerbangan dengan pertumbuhan tercepat di Malaysia.
Perjuangan finansial Malaysia Airlines masih berlanjut, setelah hilangnya MH370 dari radar ketikan melintasi wilayah Vietnam. Tragedi jatuhnya MH17 juga mengakibatkan perdagangan saham perusahaan tersebut di Amerika Serikat jatuh 5,5 persen.
Perusahaan mengalami penurunan atau kerugian sebanyak 17,8 persen menjadi 0.185 ringgit di Bursa Kuala Lumpur pagi tadi. Menurut Analis Riset di Maybank Investment Bank, Mohshin Aziz, sedikit kemungkinan Malaysia Airlines bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi.
“Ini adalah satu dalam sejarah. Belum pernah ada sebuah maskapai penerbangan yang harus melalui dua bencana besar dalam rentang waktu empat bulan. Jika Malaysia Airlines bisa keluar dari keterpurukan, saya pikir ini juga akan menjadi bukti sejarah,” kata Mohshin.
MH17 ditembak jatuh oleh rudal di Ukraina Timur dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, Kamis malam. MH17 membawa 298 penumpang dan awak kapal. (channelnewsasia)
Editor: Antonius Eko