KBR- Ribuan peneliti dan aktivis AIDS berduka saat upacara pembukaan konferensi Internasional AIDS ke-20 di Melbourne, Australia, kemarin. Akibat kehilangan 6 rekan mereka pasca tertembak jatuh pesawat Malaysia Airlines MH17 di atas timur Ukraina.
"Ruangan ini penuh. Tapi aku melihat beberapa kursi kosong yang seharusnya ditempati enam dari teman-teman kita," ujar Lambert Grijns, Duta Belanda untuk kesehatan seksual dan reproduksi.
Keenam korban tewas itu adalah beas presiden International AIDS Society (IAS) Joep Lange, pemimpin ArtAIDS Jacqueline van Tongeren, Pim de Kuijer dari lembaga ‘Stop AIDS Now’, Jubir WHO Glenn Thomas, Lucie Van Mes dan Maria Adriana de Schutter dari ‘AIDS Action Europe’.
Dikutip dari the wall street journal, Presiden IAS Francoise Barre-Sinoussi, meminta para delegasi turut mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang korban. Banyak yang tampak menyeka air mata, saling berpegangan tangan serta merangkul satu sama lain. Di sekitar tempat konferensi juga disediakan tempat bagi yang ingin menulis ucapan belasungkawa.
Dalam konferensi, Direktur Eksekutif UNAIDS Michel Sidibe menyerukan kepada 12 ribu peserta agar menjadikan tragedi ini sebagai dorongan untuk mengakhiri epidemi AIDS pada 2030. Ia mengaku terinspirasi dari Joep Lange yang percaya bahwa tidak ada orang yang mati karena AIDS atau lahir dengan HIV.
Menurut Direktur Kirby Institut di UNSW Australia David Cooper, dilansir dari Ecns.cn, Lange memang berkomitmen melakukan pengobatan dan perawatan pasien HIV di Asia dan Afrika. "Joep benar-benar ingin mengembangkan pengobatan HIV yang terjangkau, untuk digunakan di negara-negara miskin," katanya.
Tahun ini, penyelengaraan konferensi AIDS berlangsung sampai Jumat (25/7) mendatang. Konferensi tersebut akan membahas strategi dalam memerangi HIV/AIDS yang memengaruhi lebih dari 35 juta orang di seluruh dunia. (ecns)
Editor: Antonius Eko