Media Internasional Sorot Skandal Seks di Penjara Indonesia

KBR68H - Pengakuan model Vanny Rossyane (22) soal perlakuan istimewa yang didapat Freddy Budiman di LP Narkotika Cipinang ternyata menjadi sorotan media besar luar negeri.

Kelalaian sistem penjara di Indonesia dikupas oleh media-media luar negeri seperti The Australian dan news.com.au yang memberitakan pengakuan Vanny di situs berita online masing-masing.

The Australian mengangkat judul "Model, drugs and sex scandal at Cipinang rocks Indonesian prison system". Artikel itu diterbitkan Jumat (26/7) pukul 09.04 waktu setempat.

Sedangkan news.com.au mengangkat judul "Model Vanny Rossyane claims having drug and sex sessions at Indonesia's Cipinang jail". Artikel ini diterbitkan dini hari tadi, tepatnya pukul 00.01 waktu setempat.

Selain media negeri Kangguru juga terdapat media asal Amerika yaitu GlobalPost pada hari ini pukul 12.02 waktu setempat yang menulis tentang pengakuan Vanny. Sedangkan media asal Negeri Jiran Malaysia,  NewStraitTime juga mengangkat kisah yang sama pada pada Kamis (25/7) kemarin pukul 21.34 waktu setempat. Keduanya memuat dengan judul yang sama "Indonesia prison system rocked by drug, sex scandal".

Sebelumnya, Vanny mengaku sebagai pacar Freddy sejak November 2012 lalu. Vanny rutin mengunjungi Freddy di LP Narkotika Cipinang tiga kali seminggu. Saat berkunjung, Vanny bercinta dengan Freddy di ruangan khusus. Vanny juga mengaku menggunakan shabu bersama Freddy. Dia membeberkan foto ruangan khusus di LP yang dia gunakan bersama Freddy dari pukul 11.00 hingga 17.00 WIB. Vanny juga sering dihadiahi uang puluhan juta rupiah setiap mengunjungi Freddy.

Vanny juga mengaku sering telepon-teleponan dengan Freddy. Bahkan, pada 18 Juli 2013 lalu, Vanny mengaku masih berkomunikasi melalui whatsapp dengan Freddy. Vanny menunjukkan bukti pembicaraannya dengan Freddy di telepon pintarnya.
Atas pengakuan model majalah dewasa ini, Kepala Lapas Narkotika Cipinang, Thurman Hutapea dicopot dari jabatannya oleh Kementerian Hukum dan HAM pada (25/7) karena dianggap telah melakukan penyimpangan. (TheAustralian)

Editor: Doddy Rosadi