Bagikan:

Kampanye Antirokok dengan Bungkus Rokok yang Bisa Bicara

KBR68H - Bungkus rokok yang bisa berbicara segera menjadi produk kampanye antirokok untuk menghentikan kebiasaan yang tidak sehat ini.

INTERNASIONAL

Kamis, 04 Jul 2013 10:28 WIB

Kampanye Antirokok dengan Bungkus Rokok yang Bisa Bicara

kampanye, antirokok, bungkus rokok, berbicara

KBR68H - Bungkus rokok yang bisa berbicara segera menjadi produk kampanye antirokok untuk menghentikan kebiasaan yang tidak sehat ini. Peneliti bungkus rokok ini terinspirasi dari perusahaan rokok yang mengganti kemasan rokoknya menjadi lebih menarik bagi konsumen.

Mereka ingin melihat apakah taktik seperti ini bisa ampuh mengajak orang berhenti merokok dan tidak membelinya lagi.

Universitas Stirling telah menguji perangkat ini pada wanita muda. Selanjutnya mereka akan menambahkan laki-laki dan orang dengan kelompok usia yang lebih tua untuk menjadi objek penelitian.

Para peneliti dari Pusat Studi Pengendalian Tembakau (CTCR) menciptakan dua paket bungkus rokok yang memiliki rekaman pesan yang berbeda. Rekaman pertama menawari perokok nomor telepon layanan konseling untuk berhenti merokok. Sedangkan rekaman kedua memperingatkan bahwa merokok dapat mengurangi kesuburan.

Paket-paket tersebut menggunakan teknologi yang mirip dengan kartu ulang tahun yang dapat mengeluarkan suara nyanyian. Rekaman pesan akan langsung diputar saat penutup bungkus dibuka.

Perangkat ini awalnya diuji pada perempuan berusia antara 16 dan 24 tahun, karena mereka adalah salah satu kelompok dengan tingkat konsumsi rokoknya tinggi. Relawan yang menguji mengatakan bahwa perempuan tersebut berhasil menangkap pesan tentang kesuburan. Perempuan, khususnya yang berusia 16-17 tahun mengaku hal tersebut membuat mereka berpikir untuk berhenti merokok setelah mendengarnya.

Di sisi lain, relawan juga mengatakan bahwa rekaman pesan menyebabkan mereka ingin berhenti atau mengurangi intensitas merokok hanya agar pesan yang menggangu dari bungkus rokok tidak lagi terdengar.

Crawford Moodie, salah satu peneliti mengatakan, “Mungkin saja ke depannya kita akan melihat paket yang memutarkan musik atau berbicara. Kami ingin melihat terlebih dahulu apakah hal ini dapat digunakan untuk kampanye berhenti merokok.”

Ide perubahan kemasan akan membutuhkan undang-undang baru agar dapat memaksa perusahaan menggunakannya. Orang-orang yang kut dalam kampanye menyatakan setuju dengan hal tersebut.

Sheila Duffy, Chief Executif ASH (Aksi untuk Merokok dan Kesehatan) mengatakan, “Industri tembakau merekrut banyak orang kreatif untuk memasarkan produknya yang adiktif dan mematikan kepada konsumen baru, terutama anak muda. Kita harus mulai mewajibkan perusahaan tembakau untuk menyampaikan fakta dari dampak rokok kepada konsumen secara langsung.” (Mirror)

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending