KBR68H – Human Rights Watch mencatat, sekitar 100 perempuan mengalami kekerasan seksual selama empat hari terakhir saat terjadi unjuk rasa besar-besaran di Gedung Tahrir di Kairo, Mesir. Tingginya angka kekerasan seksual terhadap perempuan dinilai sebagai bentuk kegagalan pemerintah dan juga partai politik dalam mengatasi aksi kekerasan terhadap perempuan di Mesir.
91 persen perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual mengaku dipukul dengan bangku, tongkat sedangkan sisanya diserang dengan menggunakan pisau. Aksi kekerasan semakin meningkat pasca unjuk rasa besar-besaran yang menuntut Presiden Mursi turun dari jabatannya.
“Ini merupakan kejahatan yang serius dan bisa membatasi partisipasi perempuan dalam kehidupan sehari-hari di Mesir,”kata Deputi Direktur HRW Timur Tengah, Joer Stork.
Sejumlah analis memperkirakan, tindakan kekerasan seksual itu dilakukan oleh berandalam yang merasa yakin bisa lolos dari aparat hukum memanfaatkan situasi unjuk rasa besar-besaran itu. Sejumlah pengamat lain menyatakan, aksi kekerasan terhadap perempuan itu diorganisir untuk menakut-nakuti kaum perempuan yang menolak pemeritahan sekarang.
Sebelumnya, seorang wartawati asal Belanda dilaporkan telah diperkosa ketika meliput unjuk rasa tersebut. Dia dikepung oleh sejumlah pria berbadan besar dan dilecehkan di sekitar Gedung Tahrir. Aparat polisi masih mengejar pelaku pemerkosa wartawati Belanda tersebut. (HuffPost)
Empat Hari Demo di Mesir, 100 Perempuan Alami Kekerasan Seksual
KBR68H

INTERNASIONAL
Kamis, 04 Jul 2013 15:21 WIB


kekerasan, perempuan, pemerkosaan, demo, mesir
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai