Bagikan:

Uskup Katolik Australia Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual Anak

KBR - Setelah 45 tahun berlalu, Uskup Katolik Max Davis, didakwa dengan tuduhan pelecehan seksual pada anak. Perbuatan tidak senonoh itu diduga terjadi ketika ia mengajar di St. Benedict's College di Perth dan ketika korbannya berumur 13 tahun.

INTERNASIONAL

Senin, 30 Jun 2014 15:52 WIB

Uskup Katolik Australia Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual Anak

toleransi, pencbulan, kristen

KBR - Setelah 45 tahun berlalu, Uskup Katolik Max Davis, didakwa dengan tuduhan pelecehan seksual pada anak. Perbuatan tidak senonoh itu diduga terjadi ketika ia mengajar di St. Benedict's College di Perth dan ketika korbannya berumur 13 tahun.

"Hal ini diduga terjadi pada tahun 1969, ia yang seorang guru di St Benedict’s College di New Norcia, mencabuli seorang anak laki-laki yang berusia 13 tahun pada waktu itu," tulis Kepolisian Australia Barat dalam sebuah press release, Senin (30/6).

Davis telah didakwa dengan 3 tuduhan perbuatan tidak senonoh pada anak di bawah 14 tahun. Uskup tersebut dikabarkan telah mundur dari jabatannya. Francis Sullivan, kepala eksekutif Dewan Kebenaran Keadilan Penyembuhan Gereja Katolik mengatakan bahwa Davis telah melakukan hal yang benar dengan melepaskan jabatannya.

"Lihat, ini adalah hari yang menyedihkan. Ini adalah pertama kalinya seorang uskup yang melayani harus mundur karena tuduhan polisi. Tetapi sangat penting untuk diingat bahwa ini masih dugaan," jelas Sullivan seperti dilansir ABC.

Menurut The Catholic Weekly, pria berusia 68 tahun ini ditahbiskan pada tahun 1971 dan menjadi uskup militer Australia sejak tahun 2003. Meski dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan gereja Davis menyangkal dengan tegas tuduhan yang dibebankan kepadanya, sidang Davis tetap akan dilangsungkan pada Jumat, 25 Juli 2014 di Perth Magistrates Court.

Kasus ini muncul setelah adanya penyelidikan nasional terkait pelecehan seksual pada anak. Komisi negara yang khusus menangani pelecehan seksual anak sedang gencar-gencarnya memeriksa kelompok agama, LSM dan penyedia layanan negara.

Komisi ini didirikan oleh mantan Perdana Menteri Julia Gillard pada April 2013. Langkah ini diambil setelah adanya tekanan dari anggota parlemen dan kepolisian yang mengklaim Gereja Katolik telah menyembunyikan bukti adanya kasus pedofilia.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending