KBR68H- Meningkatnya emisi karbon menempatkan India, Cina, Asia Tenggara, Afrika Timur dan wilayah utara Andes beresiko tinggi diterjang banjir ekstrim. Sebuah penelitian terbaru memamaparkan pemanasan global akan meningkatkan frekuensi banjir yang luar biasa terjadi di daerah tersebut. Sementara Eropa Timur, Skandinavia, Chili dan Argentina akan mengalami banjir lebih sedikit.
Perkiraan ini didasarkan pada 11 model untuk emisi gas rumah kaca dan dampaknya terhadap 29 daerah aliran sungai pada tahun 2100. Pada titik yang ekstrem dari kisaran estimasi - jika temperatur naik empat atau lima derajat Celsius - peristiwa banjir yang terjadi secara statistik hanya sekali setiap seratus tahun, bisa terjadi setiap 10-50 tahun sekali.
"Banyak daerah ini sudah terkenal rawan banjir," kata Shinjiro Kanae, seorang insinyur sipil di Tokyo Institute of Technology, yang terlibat dalam penelitian.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change, dipimpin oleh Yukiko Hirabayashi dari University of Tokyo. Ini adalah salah satu penelitian paling ambisius dalam memperkiaran banjir yang terjadi di belahan dunia.
Anggota PBB telah berjanji untuk membatasi pemanasan maksimal 2 derajat celcius. Jika pemanasan global naik 4 derajat diperkirakan akan menjadi bencana bagi keanekaragaman hayati dan ratusan juta manusia terkena kelaparan. (channelnewsasia)
Emisi Karbon Meningkat, Asia Tenggara Siap-Siap Banjir Ekstrim
Meningkatnya emisi karbon menempatkan India, Cina, Asia Tenggara, Afrika Timur dan wilayah utara Andes beresiko tinggi diterjang banjir ekstrim.

INTERNASIONAL
Senin, 10 Jun 2013 12:13 WIB


emisi karbon, asia tenggara, banjir
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai