Dua video yang diunggah KiniTV -- sebuah situs TV internet yang dikelola Malaysiakini, tak bisa diakses melalui jaringan ISP lokal. Dua video berisi wawancara KiniTV dengan seorang penyelidik swasta A Santamil Selvi tentang peristiwa pembunuhan Altantuya Shaariibuu itu diblokir.
Dua investigasi independen atas sensor internet itu, satu dilakukan Rizwan R dan yang lain oleh Sinar Projec, menyebut pemblokiran akses ke server Youtube, di mana kedua video itu diunggah, kemungkinan dilakukan oleh salah satu ISP lokal TMNet.
CEO Malaysiakini Premesh Chandran memperingatkan TMNet agar ISP lokal ini melayani pelanggannya tanpa pertimbangan politik. "Sejalan dengan kebijakan resmi pemerintah dan Undang-Undang tentang Komunikasi dan Multimedia 1998, provider telekomunikasi seperti TM memiliki tugas dan kewajiban untuk memastikan bahwa sistem mereka tidak digunakan untuk menyensor Internet," kata Premesh sembari menggarisbawahi kasus ini adalah yang keduakalinya dialami Malaysiakini dalam sepekan ini.
Pertanyaan besarnya adalah apakah akses ke situs berita independen akan dilarang ketika penghitungan suara dimulai pada hari Minggu nanti?
"Kekhawatiran terbesar kami adalah bahwa akses ke Malaysiakini akan diblokir pada hari Minggu malam. Pihak berwenang perlu memahami bahwa ketika informasi yang akurat diputus, rumor akan mengambil alih, dan situasi bisa menjadi tidak terkendali," ujarnya.
"Dengan laporan yang selalu diperbarui dari media online serta laporan media tradisional, pemilih lebih mungkin tetap tenang dan tidak akan percaya rumor provokatif," tambahnya.
Premesh meminta pihak regulator, dalam hal ini Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) mengirim petugasnya ke kantor ISP pada hari pemungutan suara untuk memastikan bahwa akses pelanggan tidak bakal diganggu.
Beberapa pekan menjelang pemilu, situs Malaysiakini dan KiniTV telah mengalami serangan intensif dalam bentuk DOS (denial of service), tapi serangan-serangan itu bisa diatasi. Akun twitter Malaysiakini pun sempat dibajak, tapi akhirnya bisa direbut kembali.
Pemilu Malaysia kali ini disebut-sebut sebagai pertaruhan besar bagi koalisi Barisan Nasional (BN) yang dimotori UMNO di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Najib Razak melawan oposisi Pakatan Rakyat di bawah kepemimpinan Anwar Ibrahim. Sebagian pengamat bahkan menyatakan pemilu ini merupakan pemilu dengan tingkat persaingan paling tinggi sepanjang 56 tahun terakhir.
Dalam kampanye melawan BN, pihak oposisi juga menyerukan agar orang-orang asing termasuk para TKI yang diberi kartu khusus agar bisa memilih, tidak usah ambil bagian dalam pemungutan suara. Keterlibatan orang-orang asing ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi perolehan suara karena mereka digiring untuk memilih partai penguasa.
Sekitar 13 juta calon pemilih diperkirakan bakal meramaikan bilik suara pada hari Minggu mendatang.