KBR68H - Kelompok pemberontak bersenjata di Sudan Selatan membantai seratusan warga sipil dengan motif etnik, untuk merebut sebuah kota berpenghasil minyak, pekan lalu.
Perserikatan Bangsa Bangsa kemudian menyerukan untuk melakukan penyelidikan terhadap kejahatan terburuk di negara yang sedang dilanda konflik ini. Berdasarkan catatan PBB, sedikitnya 200 warga sipil tewas dan lebih dari 400 lainnya cidera. Pembantaian ini dilakukan terhadap warga sipil termasuk anak-anak di rumah sakit atau tempat ibadah.
Pejabat bantuan PBB di negara itu, Toby Lanzer mengatakan, setelah mengelilingi kota Bentiu, ia telah menyaksikan pemandangan paling mengerikan: tumpukan mayat di jalan, di pasar dan tempat ibadah.
Sebelumnya, tentara Sudan Selatan telah memerangi pemberontak yang merupakan loyalis bekas wakil presiden Riek Machar. Mereka telah melancarkan serangan baru bulan ini menargetkan ladang minyak utama di Bentiu. (VoR)