Bagikan:

Simpati Warga Negara Eropa kepada Hugo Chavez

KBR68H, Washington - Di sebagian besar Eropa, kematian Hugo Chavez mendominasi kepala berita pada hari Rabu. Di Spanyol, di mana kematiannya menjadi kepala berita setiap surat kabar, warga mengatakan mereka berharap Venezuela akan tetap tenang.

INTERNASIONAL

Kamis, 07 Mar 2013 08:25 WIB

Author

Tony Hotland

Simpati Warga Negara Eropa kepada Hugo Chavez

hugo chavez

KBR68H, Washington - Di sebagian besar Eropa, kematian Hugo Chavez mendominasi kepala berita pada hari Rabu.

Di Spanyol, di mana kematiannya menjadi kepala berita setiap surat kabar, warga mengatakan mereka berharap Venezuela akan tetap tenang.

Paloma Ferrer yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil mengatakan kematian itu pasti mengejutkan Venezuela tapi dia berharap segalanya akan kembali tenang sehingga keadaan damai.

Chavez meninggal dunia hari Selasa pada usia 58 tahun. Para pejabat Venezuela mengatakan ia tutup usia setelah lama berjuang melawan kanker.

Chavez, adalah seorang pemimpin pemecah belah di arena internasional. Dia mengecam keras Amerika, yang ia sebut sebagai "kekaisaran", dan menempa hubungan kontroversial dengan negara paria, atau negara yang banyak menuai kecaman internasional, termasuk Iran.

Tetapi pada hari Rabu para pemimpin Eropa ternyata menyampaikan ucapan belasungkawa mereka.


Uni Eropa mengeluarkan pernyataan yang memuji pembangunan sosial Venezuela dan kontribusinya pada pengintegrasian regional Amerika Selatan.

Di Jerman, Menteri Luar Negeri Guido Westerwelle disebut kematian Chavez sebagai "luka dalam" bagi Venezuela.

Dia mengatakan Jerman turut merasakan kepiluan keluarga Chavez dan duka rakyat Venezuela.

Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan dia "sedih" atas kematian Hugo Chavez, yang menurut Hague telah meninggalkan "kesan abadi" pada rakyatnya.

Dan Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan bahwa sementara pendirian Chavez tidak disetujui oleh pada setiap orang, mendiang presiden itu tidak disangkal lagi memang punya keinginan untuk memperjuangkan keadilan dan pembangunan.

Pengamat Matt Ince dari Royal United Services Institute mengatakan para pemimpin global sekarang memandang ke depan yaitu pemilu berikutnya, yang dijadwalkan berlangsung dalam waktu 30 hari. (VOA)

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending