Bagikan:

Aktivis: Dialog Jokowi akan Akhiri Kekerasan di Papua

Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Papua pada Sabtu-Minggu, 27-28 Desember 2014 lalu berjanji akan meningkatkan dialog dengan warga Papua.

BERITA

Selasa, 30 Des 2014 10:33 WIB

Author

Anto Sidharta

Aktivis: Dialog Jokowi akan Akhiri Kekerasan di Papua

Aktivis: Dialog Jokowi, Papua

KBR – Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Papua pada Sabtu-Minggu, 27-28 Desember 2014 lalu berjanji akan meningkatkan dialog dengan warga Papua. Janji Presiden ini langsung disambut hangat kalangan aktivis di Papua. “Iya dialog itu kan tujuannya untuk mengakhiri kekerasan, menciptakan suasana damai. Harapannya kesana,” ujar Aktivis Solidaritas Kemanusian dan Pelanggaran HAM Papua, Matius Murib dalam perbincangan Sarapan Pagi KBR, Selasa (30/12).

Berikut petikan wawancara selengkapnya bersama Matius Murib.

Presiden Jokowi kemarin sempat menyampaikan bahwa akan lebih intens menggelar dialog Jakarta-Papua. Menurut Anda dialog seperti apa yang perlu dilakukan?

Pertama kita berterima kasih kepada bapak presiden karena beliau berniat sangat baik untuk menyelesaikan persoalan Papua. Secara khusus kekerasan dan kepentingan yang melekatnya. Dialog itu salah satu kemungkinan di luar prosedur hukum yang ada tapi tetap penting untuk masyarakat Papua dalam konteks dan kultur Papua sendiri.

Dialog komunikasi yang intens akan mengurangi kekerasan dan segala kepentingan yang ada di sini. Karena itu kita patut berterima kasih, harapannya dialog itu akan meminimalisasi segala kepentingan dan kekerasan yang ada di Papua. Sehingga hanya dengan komunikasi dialog bisa kita mengakhiri kekerasan dan berkonsentrasi untuk pembangunan yang lebih adil dan damai di masa depan.

Menurut Anda apakah dialog ini juga nantinya perlu melibatkan aktivis yang kini ditahan sebagai tahanan politik?


Iya. Mereka punya hak asasi yang sama dengan warga negara yang lain. Karena itu mereka punya ruang harus diberikan, aspirasi mereka juga harus didengar. Karena salah satu akar persoalan di Papua itu persoalan politik dan persoalan politik itu tidak bisa diabaikan begitu saja, karena itu penting sekali harus didengar aspirasi tahanan politik yang ada di tahanan saat ini.

Menurut catatan Anda ada berapa banyak tahanan politik yang kini di penjara dan harus dibebaskan?


Sudah lebih dari 72 sampai saat ini dan mereka itu harus mendapat perhatian presiden kita. Sehingga mereka ini jangan jadi masalah terus menerus tapi harus ada solusi. Apa pun perbuatan mereka saya kira negara harus punya niat baik untuk menolong mereka sehingga kita tidak terus hidup dalam situasi stigma separatis, politik. Hal-hal ini cukup mempengaruhi esensi kebersamaan, pembangunan terutama rasa damai yang ingin diciptakan di tanah Papua.

Bagaimana Anda melihat perlakuan yang diberikan kepada mereka selama ini?


Sejauh ini secara tegas dan resmi dari pemerintah saya kira belum ada dalam bentuk-bentuk secara konkret yaitu hak-hak mereka sebagai warga negara itu saya kira belum diberikan. Karena itu kalau itu dipenuhi, diperhatikan kalau perlu secara tegas mereka dibebaskan akan jauh lebih baik. Sehingga kepercayaan bisa mulai dibangun dan masa depan negeri kita bisa ditata.

Mereka rata-rata disangka kasus apa?


Rata-rata mereka politik dan pasal makar. Mereka berhubungan dengan separatisme. Macam-macam kegiatannya ada pengibaran bendera, demonstrasi, ada sejumlah rangkaian dari 2003 hingga saat ini.

Jadi dengan adanya dialog yang intens berarti akan ada solusi ke depan untuk mengurangi kekerasan di Papua?


Iya dialog itu kan tujuannya untuk mengakhiri kekerasan, menciptakan suasana damai. Harapannya kesana memang, kita sudah ingin damai tapi kekerasan masih ada. Dalam konteks itu rasa adilnya belum dipenuhi bagaimana kita mau damai. Jadi ini ada hubungannya penting sekali dialog dibangun, kekerasan diakhiri. Segala kepentingan itu motifnya macam-macam kalau dikomunikasikan dengan baik pasti rasa aman, damai, kesejahteraan, dan pembangunan itu lebih baik dari sebelumnya.   

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending