Tubuh Manusia Hanya Bisa Bekerja Delapan Jam

KBR68H, Jakarta - Tubuh kita bisa juga lelah. Itu bisa terjadi manakala kita bekerja melampaui batas kemampuannya. Sebelumnya, Mita Diran, seornag script writer berusia 27 tahun itu meninggal akibat bekerja selama 30 jam terus menerus. Dokter Malika Mubalika dari Ikatan Dokter Indonesia mengatakan, secara tampilan fisik luar Mita Diran tak memiliki resiko penyakit berbahaya. "Cuma ketika saya lihat di media, dia muda, 27 tahun dan kurus. Saya pikir dia obesitas dengan pola makan sembarangan. Secara fisik proporsional, tak masalah. Sehat dari raut wajahnya dan tidak menderita penyakit kronis," katanya dalam program Klinik KBR68H, Selasa (31/12).

Tapi, kata Malika, diketahui Mita Diran memiliki perdarahan di otak. Ini sangat memungkinkan lantaran kelelahan akut tersebut membuatnya kejang, menurunkan kesadaran dan akhirnya meninggal dunia.
 
"Ini didahului sakit kepala kronis yang diabaikan,udian bekerja 30 jam, mengkonsumsi minuman berenergi yang meningkatkan tekanan darah naik. Sel yang kelelahan pecah pendarahan spontan dan meninggal."

Tubuh kita, baik psikis maupun fisik idealnya hanya mampu bekerja selama delapan jam, termasuk waktu istirahat satu jam.  Untuk ini, menurut Malika, tubuh membutuhkan pola hidup sehat pemiliknya, efektifitas waktu istirahat dan makan dengan gizi seimbang.

"Tubuh itu pintar, kalau kita solider dengan tubuh kita. Misal 2 jam di depan komputer sudah pusing, istirahatlah karena tubuh sudah lelah," ujarnya.

Yang berbahaya, imbuhnya, saat tubuh dipaksa bekerja berlebihan ditambah dengan keletihan fikiran. Kondisi ini akan sangat mudah bagi tubuh untuk ngedrop. Kondisi seperti ini akan sangat riskan bagi penderita penyakit degeneratif (penyakit yang mengiringi proses penuaan. penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia seperti jantung, diabetes, stroke dan osteoporosis). Sebaliknya, kondisi ini akan berkurang jika diimbangi dengan olahraga.

Selain itu Medical Check up juga perlu dilakukan. Ini dilakukan sebagai deteksi dini bagi tubuh agar pemiliknya mengatur kondisi fisik dan psikisnya. "Kalau dalam kondisi prima, saya rasa nggak masalah. Jika kita berumur 30 dan 40 tahunan general check up bisa dilakukan setahun sekali. Dan untuk Anda yang berusia 50 tahun juga bisa dilakukan dua kali setahun," ungkap Malika.
 
Lamanya bekerja memicu stress fisik dan psikis berpotensi menurunkan imunitas. Mulai dari infeksi, radang, dehidrasi yang juga mengakibatkan pusing dan lemas. "Untuk yang beraktivitas jangan lupa minum air putih karena jika tidak, hal itu sangat merusak sel," ungkap Malika.
 
Lalu bagaimana jika mereka senang dengan pekerjaan hingga bekerja lebih dari 8 jam?

"Nggak masalah. Tapi tubuh otomatis dalam sehari akan mengantuk," tegas Malika. Kondisi ini biasanya terjadi saat kita lepas makan siang. Malika menyarankan agar tidak melawan rasa kantuk tersebut dan tidur meski sebentar. "Ini karena pada saat beristirahat tubuh memperbaiki sel," ungkapnya.

Istirahat adalah kunci bagi tubuh kita untuk melepas lelahnya. Orang dewasa yang sehat idealnya tidur selama 4 jam sehari dengan catatan ia tidur dengan efektif, tanpa gangguan dan banyak fikiran. Tapi bagi mereka yang sakit, kata Malika, ia kana membutuhkan tidur lebih lama untuk memperbaiki kerusakan di tubuhnya. "Jadi kalau sakit pengennya tidur, lemes, itu alamiah. Karena istirahat adalah obat," ujar Malika.

Selain istirahat dan olahraga, untuk menjaga keseimbangan tubuh tak ada salahnya kita mengkonsumsi suplemen. Malika menyarankan, suplemen yang bisa dikonsumsi seperti minyak ikan yang berfungsi untuk menjaga oli oli pada sendi, menjaga jantung, dan antioksidan. "Ini bisa menghambat penuaan sel," kata Malika.  Ada juga ginseng yang bisa meningkatkan daya ingat. Namun, tak semua tubuh bisa menyerap suplemen itu. Karenanya suplemen alami seperti buah buahan dan sayuran adalah cara meningkatkan imunitas yang mudah diserap oleh tubuh. Sedangkan olahraga, kata Malika, mampu meningkatkan imun bekerja lebih baik.

Editor: Doddy Rosadi