KBR68H, Jakarta - Pengadaan logistik Pemilu yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum KPU) dinilai belum transparan. Pengamat Pemilu dari CORRECT Refly Harun mengatakan, masalah yang kerap timbul adalah soal pengadaan kotak suara dan surat suara. KPU, menurut dia, masih bisa menggunakan kotak suara peninggalan pemilu sebelumnya. Namun, KPU lebih memilih untuk membuat kotak suara baru pada Pemilu 2014 mendatang.
"Sisa-sisa logistik pemilu sebelumnya itu tidak jelas kemana storingnya. Karena itu, dalam setiap pemilu kita selalu ingin mengadakan lagi dan lagi. Dulu saya ingat mengenai kotak suara. Kenapa kotak suara itu dibuat dengan bahan alumunium? Maksudnya adalah agar dapat digunakan untuk pemilu-pemilu berikutnya. Tapi fakta yang terjadi adalah tidak jelas kemana barang-barang itu kini berada. Kita cenderung membuat logistik pemilu yang berbiaya mahal, belum lagi kemudian pendistribusiannya yang masih tidak maksimal," ujarnya ketika dihubungi KBR68H melalui sambungan telepon, Selasa (12/25).
Refly menambahkan, dana pengadaan logistik juga bisa ditekan apabila KPU mau menggunakan surat suara yang lebih murah, namun berkualitas baik. Ia mencontohkan, penyelenggara pemilu di negara-negara lain telah menggunakan jenis surat suara hitam-putih. Penggunaan kertas semacam ini mampu menekan ongkos pencetakan surat suara.
Editor: Fuad Bakhtiar