Bagikan:

Makna Perayaan Natal Kesederhanaan, Bukan untuk Komersialisasi

KBR68H, Jakarta - Setiap tanggal 25 Desember seluruh umat Kristiani merayakan natal sebagai hari kelahiran Yesus ke dunia. Dengan perayaan tersebut diharapkan umat Kristen dapat mengambil kesederhanaan, cinta dan kasih dari Yesus.

BERITA

Kamis, 26 Des 2013 13:20 WIB

Author

Makna Perayaan Natal Kesederhanaan, Bukan untuk Komersialisasi

natal, komersialisasi, kesederhanaan

KBR68H, Jakarta - Setiap tanggal 25 Desember seluruh umat Kristiani  merayakan natal sebagai hari kelahiran Yesus ke dunia. Dengan perayaan tersebut diharapkan umat Kristen dapat mengambil kesederhanaan, cinta dan kasih dari Yesus. Namun, belakangan beberapa kalangan mulai mempertanyakan perayaan natal yang cenderung bermewah-mewahan dan hedonis. Bahkan, Fransiskus Benekdiktus XVI  sendiri juga  pernah mengkritik agar perayaan tidak dijadikan ajang komersialisasi.

Menanggapi hal tersebut, penulis buku “Menggugat Tuhan” Roberius Rahardi mengatakan tidak ada yang salah dalam komersialisasi pada saat perayaan natal. Menurutnya, komersialisasi bukanlah hal yang buruk dan bersifat netral.

“Kalau komersialisasi itu kan suatu netral, jadi saya setuju tentang esensinya. Tapi beliau perlu diingatkan sebenarnya komersialisasi itu suatu yang netral, tidak buruk amat. Baru menjadi bermasalah kalau dalam komersialisasi ada unsur tidak jujur atau menipu publik.”ujar Rahardi dalam diskusi Agama dan Masyarakat KBR68H dan Tempo TV, Rabu (25/12).

Lebih lanjut Rahardi menambahkan perayaan natal sendiri sebenarnya juga bermula dari hasil kompromi masyarakat pada pemerintahan Kaisar Konstantin Agung. Karena, menurutnya kalau perayaan itu untuk memperingati kelahiran Yesus seharusnya dilakukan pada bulan april. Bukan seperti saat ini dirayakan setiap pada tanggal 25 desember.

“Kelahiran Yesus ini kalau kita lihat sejarah bukan bulan desember tapi bulan april sekitar tahun 5 atau 6 SM. Jadi bukan tanggal 25. Tanggal 25 desember  itu sebenarnya perayaan dewa matahari romawi kuno yang kemudian dikompromikan perayaan natal ketika kaisar Konstantin agung memeluk katolik. Jadi natal sebenarnya kompromi. Jika dikaitkan sejak awal memang orang yahudi suka bisnis.”ujarnya.

Hanya saja memang, menurut Rahardi dengan komersialisasi dan bermewah-mewahan pada saat perayaan natal nilai kesederhanaan yang diajarkan Yesus akan semakin menjauh dari masyarakat Kristen.

“Yesus sendiri dilahirkan di kandang ternak itu kan bukan sederhana lagi tapi menderita. Jadi kalau itu dirayakan bermewah-mewahan tentu justru mengingkari makna kesederhaan natal itu sendiri. Bagaimana cerita Maria hamil tua berjalan jauh , dari Nasaret ke Betlehem itu sangat jauh. Pada waktu itu harus naik keledai, kemudian tidak dapat penginapan. Mereka kemudian tidur di kandang ternak, kemudian lahirlah Yesus. Sangat memprihatinkan itulah nasib nabi saya. Dari lahir sudah sengsara.”ujarnya

Keprihatinan perayaan natal secara berlebihan juga datang dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Ketua GMKI, Supriyadi Narno mengatakan organisasinya sedang membuat kegiatan-kegiatan khusus untuk perayaan natal. Menurutnya, GMKI tidak ingin perayaan natal yang membawa nilai kesederhanaan dan damai justru dirayakan dengan sebaliknya.

“Belakangan ini GMKI punya perpesktif sendiri memaknai natal 2 tahun terakhir mengembalikan esensi kesederhanaan dan damai ke esensi nyata. Tidak hanya saat natal tapi dalam keseharian juga. Kita punya pokok pikiran salah satunya lingkungan hidup semisal bencana-bencana, teman-teman di Sumut kita sarankan untuk merayakan natal bersama pengungsi Sinabung. Nah ini transformasi ke mereka yang tidak bisa merayakan.”jelas Narno.

Editor: Doddy Rosadi


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending