Bagikan:

Kurikulum 2013, Tambah Sibuk Deh

Dengar-dengar sejak diberlakukan kurikulum baru 2013, kalian makin sibuk ya? Nah Teen Voice datang ke SMA 36 Jakarta dan SMA 111 Jakarta untuk dengerin curhat Sobat Teen di sana. Apalagi kalau bukan soal pelaksanaan Kurikulum 2013 yang diberlakukan seja

Kamis, 26 Des 2013 17:07 WIB

Kurikulum 2013, Tambah Sibuk Deh

Kurikulum 2013



Dengar-dengar sejak diberlakukan kurikulum baru 2013, kalian makin sibuk ya? Nah Teen Voice datang ke SMA 36 Jakarta dan SMA 111 Jakarta untuk dengerin  curhat Sobat Teen di sana.  Apalagi kalau bukan soal pelaksanaan Kurikulum 2013 yang diberlakukan sejak Juli lalu. Apa saja sih kritik dan saran yang paling banyak diungkapkan oleh sobat teen dan para guru di sana? Yuk kita simak Cerita Kita berikut ini. 

“Ini kurikulum baru yang bikin siswanya lebih aktif cuma persiapan dari pemerintahnya saja yang masih kurang. Kayak dari buku-bukunya saja yang di Jakarta pun masih ada yang beli sendiri, belum dapat dari pemerintahnya. Jadi kita ada yang belajar dari silabusnya saja. “Begitu komentar Gerhana, pelajar kelas 10 Jurusan Mipa di SMA 36 Jakarta ketika ditanya pendapatnya soal penerapan kurikulum 2013.

Kata, Gerhana nih, kurikulum baru itu mengharuskan siswa lebih super duper aktif dari gurunya. Dibandingkan kurikulum dulu kan guru yang aktif memberi materi, nah sekarang siswa harus mencari materinya sendiri. Makanya kerja kelompok jadi sangat penting deh.  Positif sih, tapi  jadi lebih capek katanya, hehehe. Lalu yang masih minus itu soal pengadaan buku yang harusnya gratis, eh tapi masih ada yang beli.

Masih dari sekolah yang sama, Gerhana bilang ingin balik ke kurikulum lama. Abis… waktu belajar jadi lebih padat sih. Kalau yang lama penjurusannya kan dari kelas 11 tuh. Kalu sekarang baru masuk saja sudah penjurusan. Trus dari cara belajarnya saja sudah beda, materi-materinya sudah beda juga. (Kamu lebih setuju mana nih kurikulum lama atau yang sekarang?) sukanya lebih enak yang lama jelas soalnya yang baru capek, materinya banyak banget,” lanjut  Gerhana. 

Kita bergeser ke SMA 111 Jakarta yuk.  Ternyata guru juga masih ragu ketika mempraktikkan kurikulum baru ini.  Pelatihan yang diberikan pada guru rata-rata cuma 5 hari saja. Bu Ineke ingin agar pelatihan lebih sering diberikan pada pengajar, lalu para pelatih juga harus lebih mantap ketika menjelaskan.  “Pertama pelatihannya masih rancu, semua bidang studi yang saya tanya seperti itu. Narasumbernya saja tidak pede menjawab pertanyaan-pertanyaan kita.  Sekarang ini juga masih kadang mudeng kadang tidak. Mau kita sih kalau memang itu mau diubah jadi apapun silahkan saja yang penting jelas, jangan sampai seperti yang sekarang ini  mengambang. Kita juga nggak tahu maunya pemerintah itu apa. “


Pelatihan yang diberikan kepada guru tentu saja harus meyakinkan dong sobat teen. Gimana enggak, contohnya untuk jam pelajaran Bahasa Indonesia itu kan empat kali pertemuan dalam sepekan, satu kali pertemuan berlangsung selama 4 jam.  Jadi guru harus diberikan pengarahan, bagaimana caranya agar siswa enggak bosan belajar satu mata pelajaran selama 4 jam.

   
Kegiatan sobat teen yang sekolahnya sudah menerapkan kurikulum baru makin pada, terus mereka mainnya kapan dong? Main kan juga perlu! Soal waktu main yang terampas ini jadi keluhan Nurul Hasanah dari kelas 10 IPS dari SMA 36.
 “Waktu main nggak pernah malah sejak SMA ini malah ketemu matahari di rumah saja enggak pernah. Berangkat gelap pulang gelap. Apalagi kalau ekskul, ekskul kan pulang jam 5, ekskul Paskibra. Kalau siswa enggak ikut ekskul bisa nggak naik kelas,”kata Khasanah. 

Yup, kurikulum 2013 ini menyebabkan ekskul jadi bagian penting juga. Soalnya kata Juru Bicara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pak Ibnu Hamad, beberapa materi pelajaran memang sengaja dimasukkan ke dalam jam ekstrakulikuler. “Dengan adanya penyaluran melalui ekstrakulikuler, itu diharapkan tumbuh itu waktu dimanfaatkan dengan baik, pengetahuan dan keterampilan menjadi bertambah. Jadi, tidak bermaksud merampas hak bermain anak-anak. Tapi kita juga jangan memikirkan waktu bermain anak-anak saja, tapi volume pengetahuan, dan keterampilan serta sikap harus kita tingkatkan.”

Tapi Pak, bagaimana dengan waktu bermain dong? Kalau Pak Ibnu sih menyarankan sobat teen memanfaatkan hari libur sekolah yaitu di hari Sabtu dan Minggu. Nah, bagaimana? Setuju enggak nih sobat teen?





Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending