Uhuuk..uhuuuk..uhukk, duh banyak asap, bikin sesak! Keluhan ini yang dialami oleh teman-teman kita di Madrasah Ibtidaiyah Yayasan Istiqomah B di Jakarta Timur. Mereka belajar di tengah kepulan asap industri. Duh enggak kebayang deh! Nah, Kak Novaeny Wulandari mengunjungi sekolah yang diapit oleh pabrik-pabrik besar tersebut. Ikuti ceritanya yuk.
KBR68H,Jakarta-Jalan Kramayudha, Cakung, Jakarta Timur dipadati truk-truk, kontainer, dan kendaraan lainnya. Semua sibuk, hilir mudik. Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Yayasan Istiqomah B berada di kawasan itu. Sekolah itu dikelilingi tembok-tembok besar pabrik serta cerobong asapnya, sobat teen. Jadi, setiap kali pabrik beroperasi, cerobong itu akan mengeluarkan kepulan asap yang hitam pekat.
Teman kita Dea Berliana, salah satu pelajar di Madrasah Ibtidaiyah bilang asap pabrik itu kadang datang tiba-tiba, lalu memenuhi ruangan kelas. “Keganggu sih, keganggu jadi bisa gak jadi belajar. Belajarnya ditunda dulu. Asapnya kaya apa sih? Asapnya biasanya berkeliaran ke seluruh kampung. Warnanya apa? Keabu-abuan. Yang paling parah mana? Yang sini, Pabrik Cakra tempat pembakaran besi,” kata Dea.
Sekolah Dea ini hanya punya dua lantai dan dua ruang kelas. Menurut Kepala Sekolah, Bu Markamah, sekolah ini dibangun oleh bantuan para dermawan pada 1987. Awalnya sih sekolah ini hanya untuk membantu pengentasan buta huruf, bukan sekolah formal. Bu Markamah mengatakan, “Bukan sekolah formal, bukan SD, bukan MI, bukan. Jadi kita awal mulanya ada sekolah ini itu melihat di daerah ini banyak anak usia sekolah tapi mereka tak sekolah. Karena jauh kan dari sekolah, lalu untuk aktfitas belajar mengajar tidak pake bangu, pakai tikar. Terus dari Pemerintah Depsos khususnya ngasih bangku, tapi bangkunya tak untuk seluruh siswa. Kita Cuma dapat bangku untuk 20 siswa, jadi Cuma dapat 10 bangku kan. Padahal siswanya ada 40 sampai 50an. Itu aja ruangan Cuma 2 x 3, jadi kan gantian.”
Bersekolah di tengah polusi asap pastinya mengganggu kesehatan dong! Nah, inilah yang dirasakan Agustine, murid kelas lima,“Saya juga pernah waktu itu karena asap pabrik, dada saya sesek. Terus perah matanya kelilipan. Tapi gak terlalu sering banget, ganggu. Matanya jadi kalau ngeliat agak burem.”
Wah, terang aja teman kita jadi sesak napas soalnya letak sekolah ini cuma 100 meter dari cerobong asap milik pabrik baja raksasa itu.Kata Kepala seksi Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Pak Tony Wibowo mengatakan partikel debu yang dibawa asap pekat itu dapat mengganggu kesehatan, malahan bisa menyebabkan kanker paru! “Apa saja yang bisa timbul? banyak. Antara lain, secara garis besarnya kita sebutkan penyakit yang berhubungan dengan pernafasan, penyakit mata. Penyakit kulit, juga bisa mengebabkan kangker terantung partikela apa dan seberapa besar ia terpapar. Pada umumnya ia akan menurunkan kekebalan tubuh dan meninmbulkan penyakit-penyakit lain.”a menambahkan agar sekolah Madrasah Ibtidaiyah mendirikan Unit Kesehatan Sekolah alias UKS. UKS ini bermanfaat untuk memberikan pertolongan pertama bagi murid yang sesak napas.
Sobat teen, teman-teman kita seperti Nanang dan Agustine punya harapan agar suatu hari nanti bisa bersekolah dengan nyaman tanpa gangguan kepulan asap.