Bagikan:

Kementan: Masyarakat Jangan Panik soal Flu Burung

Virus flu burung di Jawa Tengah telah menyebar. Jumlah ayam yang mati karena terinfeksi virus ini telah mencapai ribuan ekor. Perserikatan Ternak Indonesia mengatakan bahwa sekitar 320 ribu ekor bebek mati sejak November lalu, tanpa diketahui sebabnya. Pe

BERITA

Rabu, 19 Des 2012 14:37 WIB

Author

Anto Sidharta

Kementan: Masyarakat Jangan Panik soal Flu Burung

Flu Burung

KBR68H- Virus flu burung di Jawa Tengah telah menyebar. Jumlah ayam yang mati karena terinfeksi virus ini telah mencapai ribuan ekor. Perserikatan Ternak Indonesia mengatakan bahwa sekitar 320 ribu ekor bebek mati sejak November lalu, tanpa diketahui sebabnya. Pemda Jawa Tengah mengaku belum ditemukan kasus warga yang terinfeksi virus flu burung. Ada dugaan virus flu burung ini disebabkan oleh kematian bebek-bebek itu. Apa yang akan dilakukan pemerintah dalam menanggulangi penyebaran virus ini? Simak ulasan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Irwantoro dalam perbicangan berikut ini.

Selama ini Kementerian Pertanian memiliki berapa laboratorium untuk meneliti mengenai flu burung?

Yang jelas ada di beberapa provinsi yaitu untuk Jawa Timur di Wates, Jawa Tengah di Yogyakarta,  Jawa Barat di Subang, Banten, Lampung, Bukittinggi, Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan Bali.

Kalau dari pusat kesimpulannya bagaimana?

Perkembangan terakhir sudah mulai agak menurun kasus-kasus itu. Laporan sementara yang kami dapatkan pada kematian itik itu sampai kemarin itu ada sekitar 81 ribu ekor dari populasi itik yang ada di kita sekitar 31 juta ekor yang ada di Jawa.

Itu termasuk sedikit?


Kami tidak menghitung sedikit atau tidaknya yang penting maximum security, tidak ada kasus.

Sejauh ini kasusnya di wilayah mana saja?

Kasusnya masih ada di Jawa, yaitu di sekitar 27 kabupaten. Sehingga langkah-langkah yang kami harus lakukan adalah pengawasan yang ketat lalu-lintas itu, baik antar kabupaten maupun antar pulau, jadi hanya itik-itik atau unggas-unggas yang dilampirkan sertifikat dari hasil uji PCR negatif flu burung yang bisa keluar masuk antarwilayah.       

Seorang ahli atau peneliti flu buruh mengatakan bahwa pemerintah harus bergegas menemukan vaksin baru, sejauh ini perkembangannya seperti apa?

Sekarang para ahli melakukan langkah-langkah misalnya membuat vaksin itu kita harus melakukan uji tantang virus yang baru ini. Kemudian indeks atau kekuatan daripada virus itu seperti apa, itu yang sedang dicermati secara intensif oleh para ahli. Kita sudah mampu menghasilkan vaksin lokal, saya kira dengan pengalaman kita mampu menghasilkan vaksin sendiri saya optimis.

Artinya penanganannya berbeda untuk masing-masing jenis virusnya, ya?

Vaksin itu harus sejenis, vaksin itu virus yang dilemahkan untuk jenis yang sama.

Berarti untuk itik ini berbeda dengan yang lalu-lalu?

Yang lalu itu jenisnya sama H5N1, yang dulu itu 2.1 tidak mematikan untuk itik dan hewan unggas air lainnya. Tetapi yang baru ini 2.3 justru mematikan pada itik dan hewan unggas air lainnya, artinya lebih ganas. Karena kalau sudah mematikan untuk itik dan unggas lainnya berarti otomatis dia akan mematikan terhadap unggas lainnya seperti ayam, burung, dan sebagainya.

Kalau untuk datangnya itik dari luar negeri bagaimana?

Yang jelas sejauh ini Indonesia hanya mengimpor bibit itik jenis itik peking dari negara-negara yang diyakini bebas dari flu burung. Seperti kami mengimpor dari Perancis, Jerman, sedikit Belanda, dan sedikit Malaysia, diluar itu kami tidak mendatangkan. Begitu juga dengan adanya kasus di Australia pada tanggal 9 November yang lalu di sana juga terjadi flu burung, jenisnya baru H7N7. Jadi beda dengan yang ada di kita, tidak hanya unggas pada unggas tetapi turunan pada unggas juga kami larang masuk Indonesia sejak terjadi kasus itu.

Kalau untuk kebocoran-kebocoran dari negara yang belum bebas flu burung saat ini pengawasannya seperti apa?

Terjadinya dari 2.1 ke 2.3 ini ada beberapa teori. Teori yang pertama kemungkinan terjadi mutasi gen, tapi dari debat para ahli teori pertama nampaknya peluangnya kecil. Teori kedua infiltrasi dari luar, setidaknya ada tiga proses pemasukannya, pertama itu bisa melalui impor yang legal, kedua dengan migrasi burung liar, ketiga dari masuknya itik maupun produk itik yang masuk ke Indonesia ilegal.

Oleh karena itu kami menghimbau masyarakat, kalau menemukan hal yang mencurigakan ada itik atau produk itik yang masuk ke Indonesia tolong dilaporkan ke petugas setempat.

Apa yang bisa dilakukan Kementerian Pertanian?

Yang jelas untuk masyarakat umum jangan panik, kemudian jangan terlalu ketakutan. Karena sebetulnya virus flu burung ini sangat rentan, kena udara kering terbuka kena sinar matahari virus ini mati.

Kami ingatkan kepada konsumen, pertama jangan terlalu panik atau khawatir mengkonsumsi daging dan telur itik sepanjang dimasak terlebih dahulu. Kedua, sewaktu menangani, memelihara, menyembelih, mengubur bangkai, mencuci dan sebagainya itu setelah melakukan kegiatan itu segera mencuci tangan dan kaki dengan sabun, virus ini dengan sabun desinfektan mati dia.

Jadi apabila menyembelih itik atau unggas jangan lupa menggunakan masker. Jadi apabila masyarakat yang menemukan sesuatu yang aneh di itik dan unggas kami ada call center 24 jam, SMS ke 0811-830 1001 nanti segera tim respon cepat kami akan mendatangi atas laporan masyarakat.  
         

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending