Virus HIV sendiri baru diketahui sekitar 1983 oleh Lug Montaigneur -seorang ahli mikrobiologi Perancis. Pada 1984, mikrobiolog asal Amerika Serikat, Robert Gallo mengumumkan penemuan yang sama. Di Indonesia penemuan kasus HIV/AIDS diperkirakan baru diketahui pada 1987, ketika seorang turis asal Belanda. Pada 2010, jumlah orang yang memiliki HIV mencapai 34 juta jiwa. Sedangkan 25 juta orang lainnya sudah meninggal karena HIV/AIDS. Separuhnya berada di negara-negara miskin dan berkembang seperti sub Sahara Afrika. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki perkembangan HIV Aids paling cepat.
Perkembangan yang supercepat ini terus mendorong para ahli mencari beragam pencegahan dan pengobatan. Obat yang paling efektif dan umum digunakan saat ini adalah anti retroviral atau ARV untuk mempertahankan kekebalan tubuh. Para ilmuwan juga tengah mengembangkan pengobatan dengan menggunakan terapi sel induk yang berasal dari embrio. Percobaan tengah dilakukan di laboratorium-laboratorium seperti di California AS terhadap tikus. Metode ini masih ditentang kelompok-kelompok conservative karena menggunakan embrio dianggap membunuh makluk hidup untuk menyelamatkan makluk hidup lainnya.
Diskriminasi
Tigapuluh tahun lebih perjalanan diskriminasi dan stigma terhadap, belum pupus. Di negara maju seperti Amerika Serikat sejumlah peraturan dibuat misalnya larangan bagi perusagaan mendiskriminasikan ODHA.Pada 1985 negara ini dihebohkan oleh pengusiran terhadap seorang pemuda bernama Ryan White dari sekolah, karena mengidap HIV Aids. Ryan dan keluarga bahkan harus pindah ke wilayah lain. Ryan lalu menjadi ikon melawan diskriminasi karena perjuangannya setelah itu, sampai meninggal pada 1990. Untuk mengenangnya, pemerintah Amerika Serikat menamakan undang-undang perawatan bagi penderita AIDS di sana, dengan nama Ryan White Care Act.
Di Afrika Selatan, Gugu Diamini, seorang aktivis HIV/AIDS harus mengalami nasib tragis. Ia dibunuh tetangganya, beberapa saat setelah Gugu mengumumkan dirinya positif HIV pada sebuah stasiun televise.
Di Indonesia diskriminasi juga masih kental. Tidak perlu jauh-jauh ke pelosok. Ibu kota Jakarta tahun juga menorehkan catatan sedih saat searang gadis kecil Imi yang baru saja diterima di SD Don Bosco Kelapa Gading, sempat ditolak dan penerimaannya dibatalkan hanya melalui pesan singkat (SMS). Pihak sekolah beralasan membatalkan keputusan menerima Immi karena beberapa calon orangtua siswa menolak keberadaan Immi hanya gara-gara sang ayah HIV positif . Meskipun akhirnya Imi diterima kembali, namun peristiwa ini menunjukan betapa masih kentalnya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
Perjuangan melawan HIV Aids dan diskriminasi terhadap ODHA menjadi perjuangan bersama seluruh dunia. Perwakilan dari 200 negara akan berkumpul untuk merumuskan dan mengevalusi langkah-langkah untuk mengkahiri HIV AIDS pada konferensi AIDS Internasional 22-27 Juli 2012 di Washington Amerika Serikat. Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon, menyerukan agar semua negara anggota untuk lebih giat memerangi HIV/AIDS, untuk mencapai target pengurangan infeksi virus sebanyak satu juta orang pada 2015.
Catatan Dunia
- 5 Juni 1981: CDC mengumumkan adanya virus baru yang mematikan
- 1982: Terminologi AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) pertama kali dipakai
- 1984: Virus itu dinamai HIV
- 1985: Rock Hudson meninggal akibat AIDS. ko White seorang remaja yang terinfeksi AIDS akibatperawatan hemofilia dikeluarkan dari sekolah
- 1987: First showing of Aids Memorial Quilt di National Mall in Washington DC
- 1991: Pita merah pertama kali dikenakan oleh Jeremy Irons dan pebasket NBA Magic Johnson terinfeksi HIV
- 1993: Film Philadelphia, yang bercerita soal penderita AIDS berhasil meraih dua Oscar
- 2000: Angka infeksi di AS diantara warga Afrika Amerika meningkat ketimbang kalangan homoseksual
- 2001: Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyatakan obat untuk AIDS dan penyakit lainnya dalam kasus tertentu boleh tidak dipatenkan.
- 2010 : AS menghapus larangan perjalanan bagi ODHA masuk ke Amerika
- 2011 : pengobatan terapi sel induk terus dikembangkan
- 2011: Angka kematian mencapai 22-25 juta dari 34 juta yang terinfeksi
- 2012 Mulai tahun 2013 mendatang global Fund menyatakan tidak lagi mensubsidi ARV .
Catatan HIV Aids Indonesia
- 1983 Dr.Zubairi Djoerban melakukan penelitian terhadap 30 waria di Jakarta. Karena rendahnya tingkat limfosit dan gejala klinis, Dr.Zubairi menyatakan dua di antaranya kemungkinan AIDS.
- 1985 1 Agustus, Dr.Zubairi menyatakan bila penyakit AIDS sampai menyerang masyarakat akan sulit dicegah. Pada hari berikut, Kementerian kesehatan membenarkan adanya kemungkinan AIDS sudah masuk ke Indonesia, Pada 8 Agustus, RSCM dan FK-UI membentuk satuan tugas untuk mengkaji masalah AIDS. Pada 2 September, Menkes menyatakan sudah ada lima kasus AIDS ditemukan di Bali. Seorang perempuan berusia 25 tahun dengan hemofilia dinyatakan terinfeksi HIV pada September di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ).
- 1986Perempuan berusia 25 tahun yang didiagnosis HIV pada September 1985 meninggal dunia di RSIJ, tes darahnya memastikan bahwa dia terinfeksi HTLV-III, dan dengan gejala klinis yang menunjukkan AIDS. Kasus ini tidak dilaporkan oleh Depkes.
- 1987 Seorang wisatawan asal Belanda meninggal di RS Sanglah, Bali dan diakui Depkes disebabkan AIDS. Indonesia masuk dalam daftar WHO sebagai negara ke-13 di Asia yang melaporkan kasus AIDS.
- 1991nternational AIDS Candlelight Memorial pertama diselenggarakan di Indonesia.
- 1994 Presiden Soeharto, menandatangani Keputusan Presiden Nomor 36/2004 tentang Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Pada Agustus, sebuah pokja KPA memperkirakan bahwa jumlah kasus infeksi HIV di Indonesia pada 2005 akan menjadi antara 600.000
- 1995Hingga Mei, 49 orang tercatat meninggal karena AIDS di Indonesia.
- 1998 Didi Mirhad, bintang iklan Indonesia, mengungkapkan status HIV-positif pada media massa.
- 2001 berapa jenis ARV generik dari India mulai tersedia di Indonesia.
- 2002 Komite Pengarah untuk Strategi Nasional Penanggulangan AIDS, untuk mengembangkan rancangan dibentuk. Pada tahun yang sama Dr Samsurizal mengomandani Gerakan Nasional untuk meningkatkan Akses Terapi dengan tujuan agar 10.000 Odha di Indonesia mendapatkan ART pada 2005.
- 2008 : Diumumkan estimasi jumlah orang terinfeksi HIV di Indonesia sudah menjadi 277.000.
- 2011: diskriminasi di sebuah sekolah di Jakarta terhadap seorang gadis SD lantaran orang tuanya HIV Positif
Catatan sejarah ini dirangkum dari berbagai sumber (KPAN, Yayasan Spritia, Aids Gov, Kementerian Kesehatan, dan berbagai sumber lainnya )