Bagikan:

Djohar Arifin: Gaya Permainan Alfred Riedl Untung-untungan

Jadi kalau main bola seperti yang diperagakan itu cara lama, hanya untung-untungan kita tidak bisa seperti itu.

BERITA

Kamis, 27 Nov 2014 14:03 WIB

Author

Antonius Eko

Djohar Arifin:  Gaya Permainan Alfred Riedl Untung-untungan

pssi, timnas, alfred riedl


Kegagalan yang dialami timnas Indonesia mulai dari U-19, U-23 hingga senior memunculkan protes dari para pendukung. PSSI menjadi sasaran kekesalan. Di media sosial, mengalir cacian dan tumpahan kemarahan kepada persatuan yang kini dipimpin oleh Djohar Arifin.


Djohar Arifin menyebut kegagalan ini karena timnas tak punya pondasi yang kuat. Dia juga menyebut gaya permainan yang diterapkan pelatih senior Alfred Riedl adalah gaya lama dan harus diubah. Berikut penjelasan Djohar Arifin kepada KBR. 


Ada desakan di jejaring sosial untuk membekukan PSSI lantaran prestasi yang jeblok. Bagaimana tanggapan Anda? 


Ya kalau minta mundur dari pertama naik terpilih saja sudah disuruh. 


Bagaimana memberi jaminan kepada publik bahwa PSSI masih bisa meningkatkan prestasi? 


Ya kita tidak sebelah tangan ya. Karena kita tidak punya pondasi pemain sepakbola Indonesia, inilah dasar-dasar yang kami bangun. Jadi kita tidak banyak berharap untuk tim senior tapi tim-tim nasional kita sudah ada timnas U-12, U-14, U-16, U-18, U-21 sudah kita bangun sekarang. 


Jadi kita sudah minta ke FIFA, instruktur kelas FIFA sudah kita seleksi dapat dari Belanda. Jadi ini sedang kita bangun, kita tidak bisa langsung berprestasi. Mungkin nanti setelah 4-5 tahun masa saya tidak menikmati tapi pondasi sudah kami bikin. 


Semua tidak ingin seperti itu, pemain kita pun tidak ingin kalah tapi kemampuan kita cuma seperti itu karena kita tidak punya pondasi masa lalu yang benar. 


Kita terkenang bagaimana Brasil. Saya di Brasil waktu Piala Dunia kemarin mereka dibantai oleh Jerman di muka masyarakatnya sendiri, penonton sampai menangis tapi mereka tidak ada menghujat tapi mereka bagaimana kedepannya memperbaiki. Jadi saya terkesan dengan cara masyarakat Brasil, medianya mereka memaklumi situasi itu sekarang mereka sedang membangun diri kembali timnasnya. 


Kita sekarang ini kalau bisa pengurusnya dihukum tembak, pemainnya kalau bisa dihukum gantung sekarang ini. Padahal mereka tidak berbuat apa pun, termasuk pemerintah tidak membuat apa pun, satu peser pun kita tidak dibantu. Jadi kita sekarang heran melihat situasi seperti ini. Ya memang tidak ada yang ingin tim ini kalah tapi tim ini tidak dibangun pondasi yang kuat. Kita biarkan sajalah ya. 


Anda menyebutkan soal perbaikan. Evaluasi seperti apa yang akan dilakukan oleh PSSI?


Saya sudah katakan kita tidak selamanya tidak punya pondasi, apa adanya. Jadi jangan terlalu berharap banyak kalau tim senior, tim masa depan kita ini 4-5 tahun ke depan baru tim-tim yang betul tangguh, inilah harapan masa depan kita. 


Karena ini dibangun dengan pondasi yang benar, oleh karena itu kita minta bantuan  dari FIFA tolong kasih kami instruktur, direktur teknik kita bayar. Seperti direktur teknik yang kita bayar ini besar, karena level dunia, gajinya pun besar tapi kerjanya pun besar. Oleh karena itu kita nikmati 4-5 tahun baru kita bisa merasakan.


Serangan yang ditujukan ke PSSI oleh masyarakat melalui media sosial dan sebagainya. Apa akan dijelaskan PSSI ke publik? 


Iya kita maklum masyarakat kecewa ya kita pun kecewa dengan hasil itu. Kita nikmati sajalah kita evaluasi diri kita supaya bekerja lebih keras lagi. Periode saya tinggal tujuh bulan lagi tapi saya harus mati-matian serius untuk menyiapkan pondasi ini sehingga siapa pun pengurus ke depan nanti sudah bisa mengikuti pondasi piramida kita yang benar. Jadi kita bicara teknologi, ilmiah, bukan hanya bohong-bohong tapi diuji dengan teknologi kemampuan sepakbola level atas. 


Anda melihat evaluasi kerja terhadap Alfred Riedl bagaimana?


Kita memang tidak bisa secara teknik tapi cara permainan kita cara pemain lama. Jadi mestinya main bola kita seperti diterapkan oleh U-23 kita, U-12 kita. Jadi kalau main bola seperti yang diperagakan itu cara lama, hanya untung-untungan kita tidak bisa seperti itu. 


Tapi kita masih ada kesempatan, jangan dimatikan dulu masih ada peluang walaupun kecil, berilah mereka semangat, beri dorongan mereka berjuang di Hanoi pada besok malam. Masih ada kesempatan walaupun itu keajaiban kita masih dapat peluang, jangan dihancurkan mereka, mereka sedang berjuang, mereka ikut bersedih. 


Targetnya juara di AFF ini namun kita masih terseok di grup bagaimana?


Iya. Kita sangat serius ya tapi teknik kita tidak bisa ikut campur, apa saja yang diperlukan tim kami siapkan, mereka mau uji coba kemana tidak sedikit biayanya itu tugas kami mencari dananya dan itu tidak dari pemerintah. Jadi tidak sepeser pun dana APBN atau bantuan pemerintah tidak ada, semua yang dimau pelatih kami siapkan. Kita tahu bahwa jam terbang pemain nasional kita masih sedikit, mereka perlu diberikan jam terbang yang banyak, tugas kami menyiapkan apa yang diperlukan tim. 


Kemarin Evan Dimas sudah direkrut tapi ternyata tidak dimainkan kenapa? 


Iya jadi memang banyak peluang untuk pemain-pemain yang berkembang tapi terserah pada pelatih, kita tidak bisa mencampuri . 


Sudah ada gambaran siapa yang menangani timnas senior?   


Nanti kita sudah punya direktur teknik dari Belanda yang membuat semua program kepelatihan. Jadi seperti tim U-19 selama ini hanya tahu main bola satu jurus saja seperti orang main silat, sekarang kita minta supaya mereka dapat empat jurus kalau bertanding. Mestinya gurunya bisa mengajarkan tim kita empat jurus. Seperti di Myanmar kualitas pemain U-19 di bawah kualitas kita tapi pelatih Jerman itu lawan ini model mainnya lain itu lain. 


Pengganti Alfred Riedl sudah dibayangkan siapa?


Belum, nanti semua itu dari direktur teknik yang menyiapkan konsep dia mengajukan nama baru akan kita bahas. 


Dengan U-19 bagaimana?


Dipertahankan, mereka kita proyeksikan untuk SEA Games 2017 dan ASEAN Games 2018. Mereka utuh cuma kita cari pelatih yang bisa mengajarkan seperti silat empat jurus. 


Dari mana kira-kira?


Tergantung direktur teknik. 


Kenapa pondasinya ke U-14 tidak U-19 sekarang lebih diutamakan?


Iya itu tetap. Sekarang sudah ada tim kita U-12, U-14 itu tim harapan kita ke depan.       


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending