Bagikan:

DPT yang Jujur, Modal Dasar Membangun Masa Depan Bangsa

KBR68H, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta tidak lagi menoleransi permasalahan Daftar Pemilih Tetap (DPT).

BERITA

Jumat, 01 Nov 2013 16:38 WIB

Author

Doddy Rosadi

DPT yang Jujur, Modal Dasar Membangun Masa Depan Bangsa

dafatr pemilih tetap, KPU, pemilu

KBR68H, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta tidak lagi menoleransi permasalahan Daftar Pemilih Tetap (DPT). Bendaraha Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo  mengatakan, masalah DPT itu tidak bisa dianggap sepele, karena DPT yang jujur adalah modal dasar membangun masa depan bangsa.

“Sebab, dalam DPT jujur itulah terkandung aspirasi rakyat yang wajib diaktualisasikan pemimpin terpilih dalam menyusun program pembangunan. Maka, jangan pernah lagi menoleransi DPT bermasalah. Yakinlah, bangsa ini akan terus berselimut masalah jika pemimpinnya muncul dari DPT yang manipulatif,” ujar Bendaraha Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo dala keterangan pers yang diterima KBR68H, Jumat (1/11).

Bambang menjelaskan, ketidakjujuran atas DPT tidak boleh lagi terulang agar rakyat tidak lagi melakukan kesalahan dalam memilih pemimpin dan para wakilnya. Sebab, DPT yang manipulatif hanya akan menghadirkan sosok-sosok Sengkuni. Karena itu, persiapan menuju Pemilu 2013 harus jadi momentum memberangus semua potensi kecurangan, termasuk niat-nait kelompok-kelompok tertentu memanipulasi DPT.

“Sebab, dari DPT yang jujur dan KPU yang independen akan membuka peluang bagi rakyat untuk memilih para negarawan yang akan menduduki kursi kepemimpinan nasional dan kursi wakil rakyat. Sebaliknya, DPT yang manipulatif dan KPU yang tidak independen dalam penyelenggaraan Pemilu hanya akan menghadirkan gerombolan Sengkuni, yang sudah barang tentu tidak berorientasi pada kepentingan negara dan rakyat, kecuali kelompoknya sendiri,” jelas Bambang.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending