KBR - Anggota parlemen Ethiopia memilih diplomat senior Sahle-Work Zewde sebagai presiden perempuan pertama di negara itu. Kemunculan Sahle-Wo sebagai presiden merupakan perubahan politik berikutnya yang diusung Perdana Mentri Abiy Ahmed.
Sahle-Work menggantikan Mulatu Teshome yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden Ethiopia, pada Rabu (24/10/2018). Sahle-Work kini menjabat wakil sekertaris jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa dan utusan khusus sekjen PBB untuk Uni Afrika.
Jabatan presiden, adalah salah suatu posisi seremonial di Ethiopia, perdana mentri merupakan pemegang kekuasaan eksekutif.
"Dalam sebuah langkah bersejarah, kedua parlemen telah memilih Duta Besar Shalework Zewde sebagai Presiden Ethiopia berikutnya. Ia adalah kepala negara perempuan pertama dalam sejarah modern Etiopia," ujar Fitsum Arega, kepala staf PM Abiy melalui Twitter.
"Dalam masyarakat patriarkis seperti yang kita milik, penunjukan seorang perempuan sebagai kepala negara tidak hanya membuat pijakan bagi masa depan, tapi juga untuk membiasakan para perempuan sebagai pengambil keputusan dalam kehidupan masyarakat," tambahnya.
Pekan lalu, ketika Perdana Menteri Abiy mengubah susunan kabinet, ia menunjuk 10 menteri perempuan hingga menjadikan Ethiopia sebagai negara ketiga di Afrika--setelah Rwanda dan Seychelles--yang mencapai kesetaraan gender di kabinet.
"Ketika negara tidak damai, ibu-ibu akan frustrasi. Oleh karena itu, kita perlu untuk megupayakan perdamaian demi ibu-ibu kita," ujar Sahle-Work mengatakan kepada parlemen setelah persetujuan pengangkatannya.
Teshome, yang telah menjabat sebagai presiden selama lima
tahun mengatakan, ingin menjadi bagian dari perubahan dan reformasi. Sahle-Work, jadi presiden keempat sejak koalisi partai
EPRDF muncul ke kursi kekuasaan.
Editor: Nurika Manan