Pernah mengalami kulit bentol-bentol? Bentuknya merah dan gatal, seperti bekas gigitan nyamuk, tapi ada yang besar ada pula kecil, kalau digaruk bertambah banyak. Nah, kalau gejala ini muncul di kulit Anda, berarti Anda mengalami biduran atau kaligata. Dalam istilah kedokteran disebut Urtikaria.
Menurut dr. Iris Rengganis Sp PD, KAI, penyebab alergi biduran bisa dari debu, makanan, obat, tanaman, dan cuaca dingin atau udara panas.
“Kalau bidurannya sudah parah, muka dan kelopak mata bisa membengkak, dan bibir jontor. Biduran bisa menyebabkan sesak nafas dan bisa mengancam nyawa. Misalnya, jika alergi makan udang, bisa bengkak di tenggorokan dan mengganggu pernafasan,” jelasnya saat berbincang bersama KBR pada program Klinik KBR, Selasa (6/10/2015).
Mengapa makanan seperti sea food, udang atau telur, bisa menyebabkan alergi? Kata Iris, makanan tersebut mengandung protein dan protein bisa bikin gatal, karena mengandung zat yang alergen.
Nah, kalau penyebab biduran adalah debu, biasanya akan muncul bentol-bentol di tangan dan muka, karena debu hanya mengenai kulit yang terkontak. Tapi, kalau penyebabnya karena makanan, timbulnya biduran bisa menyeluruh di tubuh.
“Sedangkan, kalau biduran karena faktor udara, bisa seumur hidup. Jadi harus memakai pakaian hangat dan mandi air suam-suam kuku, karena kalau mandi air dingin, biasanya langsung bentol,” ujarnya.
Dokter yang juga konsultan alergi dan imunnologi di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo RSCM ini, menjelaskan, alergi muncul karena bakat seseorang dari gen yang sudah sensitif terhadap lingkungannya. Jika ditambah faktor pencetus pada saat daya tahan tubuhnya menurun, maka timbulah alergi atau biduran tadi.
dr. Iris Rengganis saat berbincang di studio KBR
Masing-masing orang berbeda alerginya karena bakat atau derajad sensitifitas, begitu pula dengan obat-obatan, ada yang cocok ada yang tidak, meskipun obatnya sama. Namun, kalau terjadi reaksi alergi ringan, Iris menyarankan untuk mengkonsumsi obat anti alergi Antihistamin. Namun, jika sudah parah, harus diperiksa ke dokter. Meski begitu, obat ini hanya sekedar untuk peredam saat itu saja. Iris menyarankan, jika kita sudah tau apa penyebab alergi, lebih baik dihindari saja faktor pencetusnya agar terkedendali.
“Yang rentan alergi biduran adalah orang-orang yang mempunyai keturunan alergi. Peluang munculnya alergi 10 persen pada orang yang tak punya keturunan alergi. Ini terjadi karena paparan yang terus menerus dalam hitungan bulan atau tahunan, tergantung tingkat sensitifitas orang tersebut," katanya
"Jika salah satu orangtuanya alergi, peluang kemunculan alergi karena gen bisa 30 persen. Nah, kalau kedua orangtua punya alergi, anaknya kemungkinan 75 persen terkena alergi," tambahnya.
Dokter Iris, secara khusus datang ke studio KBR memenuhi undangan PT. Bayer Indonesia untuk berbincang tentang Hidup Nyaman Tanpa Gejala Alergi. Mengakhiri obrolan yang berlangsung 1 jam secara on air itu, Ia mengingatkan agar seseorang yang menderita alergi, untuk menghindari secara perlahan faktor pencetusnya selama 3 bulan dan mencari makanan pengganti. Misal, jika alergi telur ganti dengan tahu tempe, ikan, atau daging sapi.
Untuk mengetahui alergi yang diderita, bisa dilihat dari apa yang dirasakan oleh tubuh kita sendiri saat terkena dengan salah satu faktor pencetus.
Suasana Talkshow Hidup Nyaman Tanpa Gejala Alergi Biduran.