KBR, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mengatakan rencana tukar guling saham anak perusahaannya akan menguntungkan. Tukar guling ini dilakukan antara anak perusahaan PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dengan saham milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Berikut perbincangan dengan Direktur Inovasi dan Strategi Telkom Indra Utoyo, dalam Program Sarapan Pagi KBR (21/10).
Kenapa tukar guling saham ini dengan murah?
“Sepertinya ada salah pengertian. Jadi kalau dalam penukaran saham ini justru kalau dilihat posisi tawarnya kita relatif lebih tinggi. Cara membacanya kita mulai dengan tower itu pelanggannya siapa, pelanggannya para operator. Kalau pelanggannya operator maka mereka ingin melihat industri ini dikelola oleh yang independen.”
“Oleh karena itu kami juga berpikir bagaimana meng-unlock karena itu yang diinginkan industri. Mungkin melihatnya bahwa nilai dari tower itu kalau memiliki sharing value yang tinggi dipakai oleh banyak operator. Makin banyak operator yang sharing di tower itu maka makin tinggi value-nya. Jadi kalau lihat value dari tower itu lihat dari tenancy ratio, kalau lihat kondisi mitra Telkom itu 1,1. Jadi satu tower itu diduduki satu operator satu BTS, sementara kalau yang sudah leading industry TBIG itu 1,8 artinya bisa lebih.”
“Dari 1,8 itu bukan pekerjaan mudah, bagi industri inginnya melihat bahwa service satu tower provider itu harus independen. Kita juga berpikir kalau Telkom yang mengelola apakah kita menjadi yang terbaik, oleh karena itu kita memilih untuk membeli saham daripada kita membangun sendiri. Kalau operator lain bukan melakukan pengembangan bisnis malah menjual tower-nya, kalau kita tidak justru kita ingin melakukan bisnis tower yang menurut kita masih punya ruang pertumbuhan yang cukup.”
“Transaksi ini juga akan diaudit oleh BPKP dan kejaksaan untuk memastikan kewajaran proses dan legalnya.”
Nilai Rp 8 ribu itu dari nilai transaksi Rp 11,06 triliun?
“Bukan. Jadi kalau itu ada saham yang senilai 5,7 persen itu adalah terhadap yang bersih equity. Jadi nanti dari nilai Mitratel ada yang sifatnya equity ada yang sifatnya utang. Yang dihargai adalah yang equity sementara yang utang ditanggung pengontrol perusahaan baru, Telkom dalam hal ini tidak terbebani utang.”
“Kalau lihat dari struktur transaksinya begitu jadi 5,7 persen itu terhadap 49 persen dari perusahaan yang lebih kecil. Karena value TBIG sekarang sekitar Rp 40 triliun, sementara value dari Mitratel sekarang sekitar 9 persen sampai 11 persen, kalau perjalanannya baik dari sisi operasional membaik bisa 11 persen. Itu kalau digabung sebetulnya value tadi jangan dilihat kecil karena sama saja ini perusahaan besar menguasai market Rp 40 triliun ini perusahaan yang pemain lain itu 49 persennya transaksi dengan nilai saham yang lebih kecil di perusahaan yang jauh lebih besar.”
Kalau kemudian digabungkan apa tidak takut terkena aturan monopoli?
“Kalau dilihat dari jumlah penguasaan pasar baru 22 persen. Masih aman.”
Telkom Yakin Tukar Guling Anak Perusahaannya Bakal Menguntungkan
Jadi kalau dalam penukaran saham ini justru kalau dilihat posisi tawarnya kita relatif lebih tinggi.

BERITA
Rabu, 22 Okt 2014 11:12 WIB


Telkom, tukar guling, saham, telekomunikasi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai