Bagikan:

PDIP Dukung Oesman Sapta Sebagai Calon Pimpinan MPR

"MPR merupakan cermin tempat kita bersama memikirkan persoalan bangsa dan negara."

BERITA

Selasa, 07 Okt 2014 13:38 WIB

Author

Vitri Angreni

PDIP Dukung Oesman Sapta Sebagai Calon Pimpinan MPR

MPR, Oesman Sapta, pimpinan

KBR, Jakarta - Sidang pleno Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menetapkan anggota DPD asal Kalimantan Barat Oesman Sapta sebagai calon pimpinan MPR. Penetapan itu berdasarkan perolehan suara terbanyak dalam voting/suara terbanyak semalam (6/10).

Wasekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan PDIP mendukung keputusan DPD ini. Sebagai representasi dari seluruh perwakilan provinsi di Indonesia, Hasto berharap DPD bisa memuluskan tawaran PDIP.

Berikut kita simak wawancara selengkapnya dalam Program Sarapan pagi KBR (7/10).

Ada tawaran kepada DPD terkait dengan terpilihnya Oeman Sapta sebagai calon satu-satunya, bagaimana?

“Sejak awal sebenarnya apa yang terjadi di Majelis Permusyawaratan Rakyat sama sekali dengan di DPR. Sesuai namanya melalui wakilnya bermusyawarah maka dalam konteks seperti ini sejak awal kami menyampaikan gagasan dan sejalan dengan visi misi Pak Jokowi, memulai pembangunan dari daerah.”

“Maka kami memberikan tempat terhormat bagi unsur Dewan Perwakilan Daerah untuk menempati posisi sebagai ketua MPR. Juga sesuai dengan spirit kami untuk bermusyawarah maka dari komposisi yang ada dari empat wakil pimpinan MPR, dua berasal dari koalisi pendukung Jokowi-JK dan dua dari koalisi Prabowo. MPR merupakan tempat rakyat bermusyawarah, MPR merupakan cermin tempat kita bersama memikirkan persoalan bangsa dan negara.”

Apakah ini artinya kursi MPR dipastikan tidak akan jatuh ke koalisi Prabowo?

“Iya tentu saja kami pastikan seperti itu.”

Sejauh ini lobi terhadap DPD untuk bisa satu suara dalam mendukung usulan dari PDIP bagaimana?

“Spirit yang ingin ditampilkan bahwa DPD ingin menjadi perhatian bagi solusi persoalan bangsa saat ini. Maka DPD merupakan representasi dari seluruh perwakilan provinsi di Indonesia benar-benar hadir untuk kepentingan Indonesia. Sehingga calon yang diusulkan sebagai ketua MPR tentu saja agar memuluskan suatu tawaran yang kami usulkan sebelumnya sehingga DPD hadir sebagai suatu kekuatan yang solid. Dari sisi jumlah kalau kita lihat maka unsur DPD ini merupakan jumlah terbesar dari fraksi-fraksi yang ada di MPR.”

Jika posisi dipastikan aman bagaimana cara koalisi Jokowi untuk mengajak koalisi Prabowo agar mau dengan sistem musyawarah yang diusung oleh DPD dan koalisi Jokowi?

“Mengapa kami membawa musyawarah karena itu sesuai dengan nama MPR dan kedua kami mengedepankan musyawarah mufakat ini. Sehingga nantinya kami akan menawarkan mana yang musyawarah mana yang non musyawarah sehingga dengan adanya pembagian ini nanti akan sangat jelas mana yang berpikir untuk kepentingan bangsa dan negara mana yang berpikir kekuasaan sebagai bentuk balas dendam misalnya.”

Jika koalisi Prabowo menolak sistem musyawarah mufakat apa alternatif yang dimiliki oleh PDIP dan koalisi?

“Kami meyakini bahwa politik selalu membawa solusi dan sikap yang kami tawarkan bukan sikap menang-menangan sebagaimana ditunjukkan di DPR. Di DPR tampilan kekuasaan dengan segala cara dimana kami tidak diberikan kesempatan untuk bertanding, teknis persidangan semua diatur, microphone mati.”

“Tetapi tidak demikian dalam MPR, musyawarah kami kedepankan dan dalam hal ini kami mendapatkan dukungan dari DPD. Kami yakin bahwa proses permusyawaratan itu di MPR sehingga mereka tidak bisa lagi menggunakan seluruh kekuasaan yang dimilikinya dengan menggunakan segala cara hanya untuk memaksakan kehendaknya.”

Dari pertemuan dengan partai-partai pendukung Prabowo ini apakah mereka akan tetap dengan caranya atau ada celah untuk masuk?

“Dengan tawaran yang kami usulkan kemudian mereka meminta penundaan itu artinya gagasan untuk bermusyawarah, lebih mengedepankan kepentingan bersama sehingga pimpinan MPR nanti bukan melalui jalur non musyawarah. Maka kami meyakini bahwa pada akhirnya gagasan-gagasan besar kami yang memang didukung oleh sebagian besar politisi dan unsur DPD yang berpikir terbaik untuk bangsa akhirnya memaksa mereka untuk memikirkan ulang suatu strategi menguasai semua lini. Mau tidak mau kemudian mengkaji seksama gagasan kami.”

Semalam ikut pertemuan antara koalisi Jokowi dengan koalisi Prabowo?

“Kami sedang menegaskan semacam tim lobi melakukan komunikasi dengan tim koalisi pendukung Prabowo.”

Hasilnya seperti apa?


“Hasilnya seperti yang kami sampaikan sejak awal bahwa sikap kami untuk menempatkan seluruh konsepsi MPR sebagai tempat rakyat bermusyawarah dimana pimpinan dari DPD, dua wakil dari koalisi Jokowi-JK dan dua wakil MPR dari koalisi Prabowo-Hatta.”

“Memang kita melihat proses masih berlangsung tetapi kami meyakini bahwa niat sejak awal untuk bermusyawarah. Ketika niatan untuk bermusyawarah akan dihadapi dengan tidak bermusyawarah tentu saja ini akan ada penilaian tersendiri bagi rakyat terhadap mana partai-partai yang betul-betul memiliki komitmen terhadap bangsa dan negara.”

Belum ada tanda positif berarti kemungkinan gagal lagi lobinya?

“Arahnya sudah positif. Karena itulah kami meyakini bahwa hari ini sidang tidak akan ditunda lagi semua berjalan sesuai dengan jadwal.”

Kabarnya PPP ngambek apakah sudah komunikasi dengan PDIP?

“Tentu saja komunikasi secara intensif dijalankan tidak hanya dengan PPP, dengan Demokrat dan Golkar pun kami menjalin komunikasi tersebut.”    

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending