Dalam beberapa haru terakhir terjadi sejumlah kebakaran di Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, semrawutnya kondisi tata kota dan tata ruang di Ibu Kota menjadi salah satu penyebab seringnya kebakaran.
Dinas kebakaran Jakarta mencatat, sebagian besar penyebab kebakaran adalah berkaitan dengan listrik. Kadis Kebakaran DKI Jakarta, Subejo menyebut, petugas kesulitan memadamkan api karena sumber air yang makin berkurang, menyusul musim kemarau yang terjadi. Berikut penjelasan Subejo kepada KBR
Hingga saat ini sudah berapa banyak kebakaran di ibu kota?
Catatan yang ada pada kami sampai saat ini sebanyak 875 kejadian. Penyebabnya paling banyak masih tetap yang berkaitan dengan listrik. Itu 566 kejadian disebabkan oleh kelistrikan bisa dari arus pendek atau pengaturan listrik yang bermasalah.
Dari banyak kejadian ini yang paling sulit dialami petugas pemadam kebakaran apa saja di lapangan?
Kesulitan umumnya adalah sumber air yang berkurang dewasa ini. Karena dengan musim panas yang cukup tinggi ini suhunya banyak kali-kali saluran yang airnya dangkal dan agak menyulitkan untuk kita hisap sebagai sumber air pemadaman. Sehingga salah satu strategi kita adalah pengerahan unit yang cukup banyak dalam rangka menyiapkan air yang banyak dalam waktu singkat karena mobil-mobil kita membawa air.
Membawa air itu biasanya berapa banyak untuk satu mobilnya?
Dari 2.500 liter sampai 10.000 liter sesuai kapasitas mobilnya. Kalau yang kecil itu 2.500 liter, medium 4.000 liter, besar 10.000 liter.
Kalau armada yang dimiliki oleh Damkar DKI Jakarta saat ini ada berapa? apakah cukup atau kurang?
Kalau berdasarkan jumlah pos yang ada tiap pos sudah ada unit. Jadi yang kurang mungkin pembangunan pos baru untuk memperbanyak pos sehingga response time kita makin cepat.
Di satu pos ada berapa unit yang disiapkan?
Minimal satu unit di tiap pos pemadam. Kecuali pos-pos yang besar seperti kantor sektor, sudin itu bisa lebih dari dua unit.
Ketika terjadi kebakaran petugas damkar memang tidak bisa langsung ada proses yang harus dilakukan karena sedang menuju ke sana. Bagaimana agar warga sekitar lokasi kejadian bisa ikut terlibat? apa yang harus mereka lakukan?
Ya kami sudah melakukan pembinaan kepada masyarakat terutama untuk daerah yang padat. Kita sudah latih dengan sosialisasi bahkan ada simulasi, agar mereka siap dan terampil ketika ada kebakaran di wilayahnya. Kami juga sudah menempatkan beberapa alat di daerah-daerah tertentu misalnya ada alat pemadam piringan, motor pompa portable, sepeda motor kebakaran. Itu perlu dimanfaatkan dan dioptimalkan oleh karena itu mereka juga harus merawatnya.
Sudah ada dimana saja?
Lokasinya beberapa tempat saya tidak hafal harus lihat data juga.
Lokasinya apakah karena daerah tersebut rawan atau bagaimana?
Antara lain daerah rawan kebakaran yang padat hunian.
Dimana saja?
Jakarta Barat ada di daerah Tambora, Cengkareng juga ada. Memang belum seluruhnya karena memang itu masih terus kita kembangkan. Intinya ke depan masyarakat lebih berdaya lagi, lebih mampu lagi mengatasi merespon awal sehingga mereka ketika terjadi kebakaran teriak aksi bukan teriak lari.
Awal itu apa? ketika terjadi kebakaran warga harus bagaimana?
Ketika masih kecil mereka harus memadamkan dengan alat yang ada di sekitarnya. Mungkin dengan karung basah.
Selain itu apa langkah-langkah pertama yang bisa dilakukan oleh warga sebelum pemadam kebakaran datang?
Dia bisa gunakan dengan ember air, karung basah atau selimut basah. Dengan upaya apa pun yang bisa mereka lakukan karena kebakaran biasanya dari kejadian yang kecil, ketika kecil masih mudah. Selama ini mungkin terbiasa ketika terjadi kebakaran dia teriak kemudian lari, ditinggalkan kebakarannya. Makanya kita coba ubah mereka teriak tapi aksi, ajak yang lain untuk ikut memadamkan.
Berarti masih ada sosialisasi yang harus dilakukan?
Itu yang terus kita lakukan, tidak pernah berhenti.
Ke depan apakah setiap RT di Jakarta akan dilakukan sosialisasi?
Untuk wilayah yang rawan kebakaran kita prioritaskan nanti kita tingkatkan frekuensinya. Mungkin menjelang musim panas nanti kita intensifkan, saya sudah perintahkan kepada Kasudin untuk anggarkan ini tahun 2015 dan dilakukan dengan berbasis kecamatan. Artinya kita fokuskan di tiap sektor kecamatan dilakukan sosialisasi lebih intensif dibanding tahun sekarang.
Apa persiapan khusus dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta untuk menghadapi kebakaran ini?
Pertama kita siapkan orang kita untuk lebih waspada, responnya lebih cepat lagi. Artinya dia harus kondisi standby di pos lebih lagi dibanding sebelumnya karena memang frekuensinya tinggi karena panas ini.
Kedua pastikan air di dalam tangki cukup dan mobil siap pakai, jangan sampai nanti ketika ada panggilan malah mogok di jalan. Upaya pemeliharaan ini termasuk harus diupayakan lagi.
Ketiga kita berharap Dinas PU untuk bisa mengupayakan ketinggian air normal dalam arti yang bisa kita hisap ketika terjadi kebakaran, jangan sampai nanti dangkal sekali sehingga tidak bisa kita manfaatkan airnya. Karena kita juga belum bisa menghandalkan hydrant kebakaran yang ada karena kadang debit airnya kurang. Keempat kita berharap masyarakat lebih waspada lagi, karena banyak pemicu kebakaran yang juga selain listrik misalnya bakar sampah, puntung rokok.
Selain itu koordinasi dengan PLN seperti apa?
Itu juga kita lakukan kerja sama minta bantuan PLN dan semua stakeholder. Termasuk korporasi ya untuk menginformasikan, mensosialisasikan ke masyarakat bagaimana sebetulnya instalasi listrik yang aman termasuk perilaku di masyarakat. Memang nyatanya 70 persen disebabkan oleh listrik dan peralatan yang berkaitan dengan listrik.