Bagikan:

Perludem: Tepat, Penundaan Penetapan DPT

KBR68H, Jakarta - LSM Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (PERLUDEM) menilai keputusan KPU menunda penetapan Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2014 adalah kepusan tepat.

BERITA

Rabu, 23 Okt 2013 22:16 WIB

Author

Bambang Hari

Perludem:  Tepat,  Penundaan Penetapan DPT

Penundaan DPT, KPU, Bawaslu, Pemilu 2014


KBR68H, Jakarta - LSM Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (PERLUDEM) menilai  keputusan KPU menunda penetapan Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2014 adalah keputusan tepat. Direktur Eksekutif PERLUDEM Titi Anggraini mengatakan, desakan dari berbagai pihak agar KPU membenahi DPT, menandakan kurang maksimalnya kinerja panitia penyelenggara pemilu itu dalam mengurusi DPT.

"Kalau dilihat dari preseden peristiwa-peristiwa sebelumnya, ya memang tidak ada pilihan bagi KPU. Inilah yang terbaik. Karena kalau dipaksakan, akan banyak rentetan persoalan yang akan mengganggu. Jadi lebih baik memang mereka menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan dengan catatan bahwa kalau nanti Bawaslu tidak bisa membuktikan masalah-masalah yang disebutkan itu, tentu publik akan menilai kinerja kedua lembaga ini," jelasnya ketika dihubungi KBR68H, Rabu (10/23).

Direktur Eksekutif PERLUDEM Titi Anggraini mengharapkan, penundaan DPT dapat mencegah timbulnya permasalahan seperti penyelenggaraan pemilu sebelumnya. Sebab pemilu terdahulu banyak ditemukan pemilih ganda dan pemilih yang kehilangan hak suaranya. Sebelumnya, KPU memutuskan untuk menunda penetapan daftar pemilih tetap (DPT) hingga dua minggu ke depan. Langkah ini diambil setelah adanya desakan dari Badan Pengawas Pemilu. Hal ini menyusul masih banyaknya data-data pemilih yang bermasalah. Bawaslu menemukan 7,7 juta data bermasalah dalam DPT tingkat kabupaten/kota per 13 Oktober. (Baca: DPT Pemilu 2014 Mencapai 170 Juta Pemilih)

Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending