KBR68H, Jakarta - Indonesia berpeluang menjadi juara umum Islamic Solidarity Games ke III di Palembang. Hingga pagi ini, tuan rumah berhasil meraih posisi teratas dengan 29 emas, 29 perak dan 23 perunggu. Dalam ISG I di Jedah, Arab Saudi, pada 2005, Indonesia hanya mampu menduduki peringkat 18.
Capaian tersebut sudah maksimal mengingat keterbatasan kemampuan atlet dalam bersaing di Jedah. ISG merupakan ajang empat tahunan yang diikuti 57 negara Organisasi Kerja Sama Islam. Apa saja evaluasi ISG tahun ini? Simak perbincangan penyiar KBR68H Agus Luqman dan Rumondang Nainggolan dengan Ketua Komite Olimpiade Indonesia Rita Subowo dalam program Sarapan Pagi.
Masihkah kita peluangnya besar untuk menjadi juara umum?
Mungkin dari tadi malam kita sudah tidak terkejar ya. Syukur alhamdulillah berkat kerja keras para atlet, official, PB, dukungan pemerintah, terutama dukungan tuan rumah, pak gubernur beserta jajarannya dalam waktu kurang dua bulan menerima event ini.
Evaluasi terhadap pelaksanaan ini apa?
Kami akan evaluasi semua kegiatan ini mengingat harus ada pertanggungjawaban keuangan dan sebagainya. Tapi yang penting kita selesaikan dulu, hari ini terakhir dan kami merasa bahagia sekali karena kita insyaAllah menjadi juara umum karena kita 34 emas itu sulit terkejar dengan Mesir maupun Malaysia yang masing-masing 26 emas. Sedangkan peraknya kita jauh lebih besar karena kita perak sudah 32, Mesir hanya 24 perak, Malaysia sekitar 17 perak. InsyaAllah dengan sisa pertandingan di wushu dan taekwondo mereka ikut di tiga nomor dan Malaysia dua nomor tidak mungkin untuk mendapatkan medali delapan emas sekaligus. Memang ini berkat koordinasi kerjasama dan dukungan semua pihak, kalau tidak ya tidak mungkin.
Sorotan yang paling mengganjal yang menjadi perhatian serius dari KOI ataupun anda sebagai ketua umum penyelenggara. Bagaimana catatan evaluasi anda?
Kami hanya agak sulit pada saat perpindahan mungkin tidak terlalu sulit tetapi pada saat waktunya dipindah. Tentunya kami kehilangan kesempatan seperti contoh badminton, sekarang ini didominasi oleh Malaysia karena mereka menurunkan lapis utama maupun keduanya ya. Tetapi pemain terbaik kita semua bertanding di Yogyakarta dan di Jepang, sehingga banyak dari mereka atlet-atlet utamanya yang tadinya sudah mau hadir tidak bisa hadir karena ada agenda sebelumnya. Hal seperti ini di dalam dua bulan sebelum event berlangsung perpindahan waktu itu, mungkin satu bulan waktu itu informasinya ya luar biasa dampaknya. Jadi memang harus ada alternatif lain, kalau bisa waktunya tidak berubah.
Kalau yang disampaikan langsung para peserta apa?
Kalau yang disampaikan secara langsung tentunya karena saya ketua panitia pelaksana mereka sebagian besar menyatakan puas yang penting mereka merasa seperti di rumah sendiri. Itu untuk kami sudah cukup menandakan bahwa tidak ada masalah yang berarti yang dapat menimbulkan komplain dan sebagainya. Hampir sebagian besar mereka menyatakan kepada kami tadi malam juga ada acara dinner di gubernuran mereka semua senang, mereka memberikan tanda mata, dan merasa seperti hospitality-nya luar biasa itu berkat dukungan masyarakat yang ada di Palembang ini.
Sudah ada komentar dari IOC?
Mungkin ini bukan jalurnya IOC. Karena kalau di IOC itu mungkin tidak terlalu kita promosikan mengingat di dalam IOC tidak ada batasan agama dan sebagainya. Tapi pesertanya tidak hanya Islam tapi pesertanya semua agama.
Dalam jangka waktu dekat ini apakah ada bonus?
Tentunya kami berharap sekali pemerintah bisa membantu memberikan suatu bentuk apresiasi. Tapi tentunya kami kembalikan kepada pemerintah, kami akan berusaha sekuat tenaga juga memberikan yang terbaik kepada atlet-atlet kita dan para official. Kami rencananya hari Minggu kumpul ada malam penghargaan, ya kita lihat kemampuan kita dimana untuk memberi penghargaan kepada mereka. Mudah-mudahan banyak pihak yang juga akan memberikan apresiasinya kepada atlet kita.
Apakah ada yang menonjol misalnya dari atlet muda kita sebagai bukti bahwa regenerasi kita berjalan?
Saya rasa jelas di badminton itu semua atlet muda, di volley juga atlet-atlet muda kita. Yang penting pada ajang Islamic Solidarity Games apalagi juara umum memberikan motivasi, dukungan moral luar biasa kepada para atlet untuk mereka berjuang nantinya di SEA Games. Mereka lebih percaya diri mengingat lawannya di Islamic Solidarity Games ini tidak hanya negara-negara ASEAN tetapi juara-juara seluruh dunia. Seperti karate misalnya juara dunia dari Turki itu empat kali berturut-turut dia menjadi champion, itu ada kesempatan atlet-atlet kita bertanding langsung di negaranya sendiri.
Juara ISG Bisa Menambah Percaya Diri Jelang Sea Games
KBR68H, Jakarta - Indonesia berpeluang menjadi juara umum Islamic Solidarity Games ke III di Palembang. Hingga pagi ini, tuan rumah berhasil meraih posisi teratas dengan 29 emas, 29 perak dan 23 perunggu.

BERITA
Selasa, 01 Okt 2013 14:01 WIB


islamic solidarity games, juara, indonesia
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai