Meskipun negara kita masih dalam kategori negara berkembang, tapi kita punya banyak orang-orang jenius loh. Masih ingat dengan Pak BJ. Habibie yang menciptakan pesawat pertama buat Indonesia? Itu loh presiden ke-3 Indonesia yang kisah cintanya dituangkan dalam film Habibie dan Ainun. Nah, Pak Habibie ini menurunkan kepiawaiannya bikin pesawat pada putra sulungnya yang bernama Ilham Akbar Habibie. Kak Evilin Falanta berbincang dengan Kak Ilham Habibie soal pembuatan pesawat dalam Bincang Kita.
Kak, bagaimana sih proses pembuatan pesawat ?
Pertama harus buat studi pasar kemudian studi teknisnya. Jadi, kalau kita cuma membuat studi pasar tapi tidak tahu apakah itu secara teknis itu bisa kita wujudkan, itu juga percuma, karena mungkin pasar ingin sesuatu tapi teknologi belum memungkinkan itu. Jadi, itu diawal namanya fase konseptual. Nah, setelah dilalui kita mulai mendesain. Kita buat suatu keputusan, buat satu peluang misalnya dengan pesawat terbang berpenumpang 80 bisa terbang sekian kilometer, dan kita buatnya bisa seperti ini dan itu. Nah, itu kita buat lebih rinici sedikit namanya fase desain awal. Di awal lah kita lebih melibatkan insinyur tapi kita juga membuat model kecil misalnya kita coba di terowongan kecil dan juga simulasi di komputer. Setelah itu kita buat suatu desain rinci yaitu apa yang sudah kita buat secara umum harus dijabarkan ribuan bahkan jutaan drawing atau gambar yang kita bawa kepada orang yang satu-satunya punya mesin, yang dia nanti buat satu bagian dari pesawat. Jadi, udah bukan lagi menjadi pesawat terbang dalam bentuk pesawat terbang tapi sudah dalam bentuk jutaan bagian pesawat terbang. Itulah yang harus kita buat, dan itu semua mengacu pada desain awal itu. Kemudian kalau itu sudah selesai, kita buat pesawat terbang yang namanya prototype. Prototype itu harus dibuat ada satu-dua, yang dibuat dalam sertifikasi yang diawasi satu badan sertifikasi, dan harus diterbangi nanti kalau sudah ada dalam 200 jam itu baru bisa kita buat dalam produksi serial.
Menurut Kak Ilham anak Indonesia bisa enggak sih bisa membuat pesawat terbang ?
Saya jawab segera, sangat bisa! Karena buktinya sudah sangat banyak. Kita sudah mendidik ribuan orang di bidang ini dan waktu proyek pesawat N250 tidak bisa diteruskan pada tahun 98, dan banyak insiyur-insiyur kita tidak bisa lagi bekerja di Indonesia karena tidak ada job.
Jadi, dari segi kemampuan sangat bisa. Yang mereka perlu adalah kalau kita bicara mengenai kualitas daripada SDM kita, itu kualitasnya bukan saja harus ditentukan dari pendidikan tapi juga pengalaman. Dan yang penting juga dia punya pengetahuan bisa diterapkan di suatu industri.
Nah, Kak untuk bisa mendesain pesawat berarti harus sekolah khusus dulu ? Apa sekolahnya?
Itu tergantung dengan apa yang kita fokuskan dalam proses itu, bisa sebagai insiyur, bisa juga sebagai orang produksi. Insiyur juga macam-macam ada insiyur mekanis, elektronis, elektris, atau bidang material misalnya. Kemudian ada juga orang yang spesialis dibidang sertifikasi, itu juga biasanya insinyur.
Kalau sobat teen mau seperti Kak Ilham kelak, apa sih modal utama yang diperlukan mereka ini ?
Saya rasa disiplin, keseriusan, kegigihan, dan juga tenaga banyak serta semangat yang tinggi.
Ilham Akbar Habibie itu anak pertama dari pasangan Presiden RI ke-3 B.J. Habibie dengan Hasri Ainun Habibie. Ilham ini lahir dan besar di Jerman. Sejak kecil hobinya memang suka membaca dan melihat-lihat pabrik pembuatan pesawat terbang. Akhirnya ketularan Ayahnya untuk membuat pesawat terbang. Sekarang dia lagi sibuk meneruskan impian sang ayah untuk membangun industri pesawat terbang di Indonesia. Dulu di tahun 1998, negara kita sempat membuat pesawat N250, tapi sayang harus terhenti proyek itu karena alasan politik dan terjangan krisis moneter saat itu. Meski sudah memimpin lebih dari 10 perusahaan milik keluarga, Ilham bertekad akan mengabdi buat pesawat produksi Indonesia. Sobat teen tertarik bantu Kak Ilham membuat pesawat?
Editor: Vivi Zabkie.
