60 Persen Buruh Migran di Luar Negeri Terancam Tak Bisa Ikut Pemilu

KBR68H, Jakarta - Enam puluh persen atau sekitar 4,5 juta jiwa Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri yang mempunyai hak pilih tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2014. Direktur Eksekutif Migran Care Anies Hidayah mengatakan, kebanyakan yang tak terdata adalah WNI yang berdomisili di negara yang banyak menampung TKI, seperti Arab Saudi dan Malaysia. Untuk itu KPU didesak segera mendata ulang jumlah pemilih yang berada di luar negeri tersebut.

"Hampir 60 persen buruh migran atau WNI di luar negeri terancam tidak memilih. Karena KPU hanya mencatat 1,9 juta jiwa, sementara jumlah mereka 6,5 juta jiwa. Nah, saya kira harus ada satu (kebijakan). Apakah mungkin dalam satu hari bisa mengejar sekian juta jiwa yang tidak ada dalam DPSHP yang nanti akan menjadi DPT," ujae Anies di Jakarta, Selasa (22/10).

Direktur Eksekutif Migran Care Anies Hidayah mengklaim, data 4,5 juta jiwa yang terancam tidak ikut memilih pada 2014 mendatang sudah akurat. Sebab migran care mengumpulkan data tersebut dari berbagai sumber terpercaya seperti dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di berbagai negara. Sebagai pembanding, Migran Care juga meminta data WNI di luar negeri dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta dari Badan Nasional Penanggulangan TKI (BNP2TKI).

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat, terdapat 10 dari 130 Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) yang belum menyerahkan Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) untuk Pemilu 2014. Akibatnya, KPU belum dapat menggugah data pemilih di ke sepuluh kota tersebut ke dalam Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) yang ada di KPU. Berdasarkan data KPU, jumlah pemilih di luar negeri hanya 1,9 juta jiwa.

Editor: Doddy Rosadi