KBR, Jakarta - Hingga Agustus 2014 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat baru bisa menyalurkan sekitar 70 persen buku kurikulum 2013 ke sekolah. Kendala distribusi adalah kinerja percetakan yang tidak sesuai harapan. Selain itu, belum semua sekolah memberikan data kebutuhan buku.
Juru Bicara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ibnu Hamad mengatakan pada prinsipnya Kementerian sudah punya batas akhir kapan pihak pencetakan sudah harus menyelesaikan pekerjaannya.
“Jadi kalau dikatakan letak masalahnya, ini persoalan interaksi antara jumlah pesanan dan jumlah kiriman. Ada yang sedang dicetak, ada yang sedang dalam perjalanan,” kata Ibnu Hamad dalam Program Daerah Bicara KBR dan TV Tempo.
Batas akhir penyaluran hingga semua sekolah bisa menerima buku kurikulum pendidikan 2013 adalah 15 Agustus. Namun demikian, untuk mengantasipasi kegagalan target distribusi itu, menurut Ibnu Hamad, kementerian sudah menyiapkan tiga solusi.
Pertama, pertengahan ramadhan lalu kementerian sudah mengirimkan CD yang berisi soft copy buku kurikulum untuk provinsi-provinsi. Kedua, kementerian juga sudah mengupload soft copy buku kurikulum ke rumahbelajar.kemendikbud.go.id. Solusi ketiga, kemendikbud sudah melatih para guru tentang isi kurikulum 2013. Jadi, tidak alasan untuk menunda penerapan kurikulum 2013 hanya karena keterlambatan buku kurikulum.
“Beberapa sekolah mungkin para muridnya belum menerima buku itu. Tapi pembelajarannya bisa tetap menggunakan kurikulum 2013 karena para gurunya sudah dilatih dengan kurikulum 2013,” kata Ibnu Hamad.
Mereka yang sudah dilatih dengan kurikulum 2013 adalah guru kelas 1,2, 4 dan 5 SD seluruh Indonesia, negeri maupun swasta. Kemudian guru kelas 1 dan 2 SMP dan guru kelas 1 dan 2 SMA/SMK. Guru kelas 3 dan 6 SD, guru kelas 3 SMP dan kelas 3 SMA memang belum dilatih karena baru menerapkannya pada 2015. Total guru yang sudah dilatih itu sekitar 1,3 juta guru.
“Dilatihnya, melatih materi kurikulum 2013 beserta cara mengajarnya. Jadi kalau hari ini ada sekolah yang belum sampai buku materinya, ada guru yang sudah dilatih.”
Dalam diskusi itu, seorang mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Jakarta Liza Melinda mempertanyakan kebenaran informasi jika kurikulum 2013 membuat siswa harus masuk dari Senin sampai Sabtu.
Menanggapi itu, Ibnu Hamad mengatakan jika pada intinya kurikulum 2013 memang menambah volume pengetahuan siswa, sekaligus pembentukan sikap. Untuk mencapai kebutuhan itu, jam siswa ditambah. SD rata-rata 4 jam dalam seminggu dan SMP rata-rata 5 jam seminggu. Jadi dalam sehari rata-rata jam belajar bertambah antara 45 menit hingga 1 jam.
“Sehingga kalau pengelolaannya baik, Sabtu tidak harus masuk sebenarnya. Itu kami kembalikan tata kelola ke sekolah.”
Kurikulum 2013 Menambah 4 Jam Belajar Siswa SD Seminggu
Hingga Agustus 2014 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat baru bisa menyalurkan sekitar 70 persen buku kurikulum 2013 ke sekolah.

BERITA
Selasa, 23 Sep 2014 00:59 WIB


kurikulum 2013, buku kurikulum, distribusi kurikulum 2013, menyalurkan buku kurikulum
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai