Jack Andraka yang mengubah cara mengdiagnosa kanker saat berusia 15 tahun kini punya misi baru. Sekarang ia sudah 16 tahun dan ingin menjadikan ilmu pengetahuan sebagai hak azasi manusia.
Jack Andraka yang mengembangkan alat test untuk kanker pankreas menyampaikan pendapatnya dalam pertemuan sosial internasional (Social Good Summit) 2013. ”Sains mestinya bukan barang mewah, dan ilmu pengetahuan harusnya bukan sebuah komoditas,” kata Jack.
Mungkin pendapat Jack ini terkait dengan pengalamannya saat meneliti kanker pankreas. Ia dan orangtuanya harus membayar ribuan dollar untuk bisa mengakses artikel ilmiah. Sekitar 35 dollar (Rp400.000) per artikel. Makin dalam riset dilakukan maka akan makin besar biaya yang harus dikeluarkan.
“Kita hidup dalam aristokrasi ilmu pengetahuan. Kita punya kaum elit ilmu pengetahuan,” ujar Jack sembari menjelaskan kurang dari 1 persen penduduk bumi mengontrol sains, riset akademik.
“Jika anak 15 tahun yang tak mengerti apa itu panckreas bisa menemukan cara baru mendeteksi kanker pancreas, bayangkan apa yang bisa terjadi,“ lanjut dia.
Wow, kata-kata Jack Andraka dalam sekali ya. Menurut sobat teen, apakah betul ilmu pengetahuan itu mahal? Apakah sobat teen juga merasakannya? (mashable)