KBR68H, Jakarta- Negara-negara ASEAN telah sepakat membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) untuk bekerja bersama meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Komunitas ini juga bertujuan mengurangi kemiskinan serta meningkatkan standar hidup penduduk Negara Anggota ASEAN.
Bentuk integrasi ekonomi ini ditargetkan tercapai 2015 nanti. Pada saat itu tiba, maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal. Arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas diantara negara ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut maka akan terbuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN. Tapi tentu saja, ini berlaku sebaliknya.
Direktur kerjasama Association of South East Asia Nations (ASEAN), Djatmiko Bris Witjaksono menjelaskan, masyarakat ekonomi ASEAN adalah suatu perkumpulan dari para pemimpin 10 negara anggota ASEAN untuk membentuk suatu wilayah yang bertujuan untuk memberikan kemakmuran dan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat, baik dari perdagangan, maupun investasi. ”Dua instrumen itulah yang akan didorong sebagai motor dari perekonomian masyarakat ASEAN, ” jelasnya.
Upaya ini dilakukan bukan dalam waktu yang singkat, namun sudah sejak 40 tahun yang lalu. ”Masyarakat ekonomi ASEAN merupakan salah satu komponen dari masyarakat ASEAN. Sebenarnya yang ingin dibentuk adalah masyarakat ASEAN. DI bawahnya itu ada 3 pilar utama, ekonomi, politik keamanan, dan masyarakat sosial budaya,” kata dia.
Masyarakat ekonomi ASEAN, ujar Djatmiko, dibuat untuk mempermudah bagi para pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya. Hal itu berlaku bagi siapa saja. “Pelaku itu bermacam-macam. Ada petani, pengimpor, pengekspor, produsen, dan banyak lagi yang lain. Ini membuka peluang bagi semua pelaku usaha agar lebih terbuka luas,“ ujarnya.
Namun, tegasnya, semua tentu tidak bisa diraih dengan mudah begitu saja. “Harus diupayakan oleh semua pebisnis. Mulai dari daya saing, manajemen bisnis yang baik dan sebagainya.”
Perkembangan teknologi yang cepat, imbuh Djatmiko, saat ini sudah bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha, maupun petani. “Sudah banyak petani yang menerapkan pola bisnis, dan tanam yang modern. Ada tranformasi dari petani tradisional menuju ke petani modern. Sudah ada keterbukaan, dan modernisasi. Meski belum sempurna, dan masih tertinggal dengan negara lain, semisal Singapura. Namun, upaya mengejar ketertinggalan itu sudah mulai tampak saat ini, “ ucapnya.
Peluang ekonomi yang besar dalam masyarakat ekonomi ASEAN ini harus bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Menurut Djatmiko, akan banyak investor yang masuk dan tertarik, baik dari Eropa, Asia, atau dalam negeri. Namun, masih ada beberapa hal yang menjadi kendala saat ini. Kendala itu, harus segera diperbaiki.
“Masih ada beberapa kendala memang, semisal soal kemampuan distribusi dan logistik. Ini disebabkan oleh infrastruktur yang belum menunjang. Diharapkan, dengan adanya masyarakat ekonomi ASEAN ini, ketersediaan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh masyarakat di daerah perbatasan itu dapat terbantu.“
Nantinya, akan ada banyak produk dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Ini harus menjadi pelecut bagi pengusaha dalam negeri untuk membuka mata dengan lebar, bahwa pengusaha di luar negeri saat ini tidak diam dan tidur, mereka akan terus melakukan ekspansi bisnis. Direktur kerjasama Association of South East Asia Nations (ASEAN), Djatmiko Bris Witjaksono menegaskan, untuk menjadi pengusaha dan produsen yang unggul, kita harus terus meningkatkan kemampuan, agar tidak kalah bersaing dengan produk dan pengusaha asing.
“Produk yang jadi unggulan dan hanya diproduksi di Indonesia, suatu saat bisa diproduksi oleh negara lain. Selagi masih ada kesempatan seluas-luasnya di Indonesia, para pedagang dan pengusaha lokal harus memanfaatkan momen itu. Pemerintah, dalam hal ini tetap akan selalu mendukung, dan mendorong agar semua rakyat Indonesia tetap membeli, dan mencintai produk Indonesia,“ jelasnya.
Secara kemampuan, terang Djatmiko, Indonesia memiliki keunggulan dan kelebihan dalam berbagai hal dalam menyambut masyarakat ekonomi ASEAN. Semisal, dari jumlah penduduk, Indonesia memiliki angkatan tenaga kerja yang besar. Jumlah itu, kata dia, harusnya bukan hanya ditingkatkan secara kuantitas, tapi juga kualitasnya, agar bisa bersaing di ASEAN, maupun Eropa.
“Ini yang saat ini sedang diusahakan oleh Pemerintah, melalui BLK (Balai Latihan Kerja), dan lembaga-lembaga lain. Dengan BLK, akan banyak tenaga-tenaga terampil, dan berkompetensi yang bisa dicetak. Sementara ini, mungkin kita masih terkenal dengan pengekspor tenaga kurang terampil. Ini yang harus kita ubah, dan dorong. Peningkatan kualitas ini sedang terus diupayakan, agar manfaat ekonominya terasa untuk pekerja, maupun negara,” kata Djatmiko dalam perbincangan Obrolan Ekonomi KBR68H di Kantor Kementerian Perdagangan (13/09/2013)
Persiapan Indonesia menuju komunitas ekonomi ASEAN, ujar Djatmiko, saat ini sudah mencapai 83 persen. Masih ada waktu dua tahun lebih bagi Indonesia untuk menyambut masyarakat ekonomi ASEAN, mendatang.
Djatmiko menambahkan, Indonesia harus optimistis, karena memiliki semua sumber daya untuk berkiprah di ekonomi ASEAN. “Potensi ini harus dipoles, dan diasah agar menjadi berkualitas. Seperti apa yang ditegaskan oleh Presiden Soekarno, bahwa tidak ada bangsa yang besar dan makmur, tanpa bekerja. China, dan Vietnam bisa maju dengan ulet karena bekerja. Selalu ada kristalisasi keringat, dan tidak ada sesuatu yang gratis jatuh dari langit. Apa yang disampaikan Presiden pertama kita ini, adalah fakta, dan terbukti. Untuk itu, kita harus bisa dan menjadi bangsa yang besar dengan bekerja dan berusaha,“ pungkasnya.
Perbincangan ini kerjasama dengan Kementerian Perdagangan RI.
Editor: Vivi Zabkie
Pengusaha Luar Negeri Tak Tidur Sambut AEC
Negara-negara ASEAN telah sepakat membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC)

BERITA
Selasa, 17 Sep 2013 13:43 WIB


Masyarakat Ekonomi ASEAN, AEC, Kemendag, Ekonomi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai