KBR68H, Jakarta - Pada 22 September nanti, Islamic Solidarity Games (ISG) ke-3 akan resmi dibuka di Palembang, Sumatera Selatan. ISG ini adalah ajang olahraga untuk negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan berlangsung hingga 1 Oktober. Namun, ada masalah yang membuat penyelenggara ISG sempat resah.
Dana ISG belum turun dan baru kemarin nota kesepahaman antara Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga soal pencairan dana ditandatangani. Dana itu sebesar Rp 128 miliar. Kenapa dana masih belum juga turun? Simak perbincangan penyiar KBR68H Agus Luqman dan Rumondang Nainggolan dengan Ketua Komite Olahraga Indonesia Rita Soebowo dalam program Sarapan Pagi
Dana sudah cair?
Menurut pihak Menpora kemarin kurang lebih tiga hari akan cair.
Tiga hari sejak kapan?
Dari kemarin. Memang ada masalah dari beberapa bulan yang lalu, kami juga terus mendesak mengenai pendanaan tetapi dari pihak Menpora mengatakan bahwa masih dibintang. Berarti belum bisa dikeluarkan pada saat itu, sehingga baru bisa dikeluarkan beberapa minggu yang lalu sesudah bintang itu dicabut.
Kenapa sampai ada tanda bintang itu?
Saya tidak tahu persisnya. Tetapi yang penting adalah sebaiknya kita tidak usah melihat ke belakang karena agak ruwet karena ini sudah dipersiapkan tiga tahun yang lalu di Riau, Pekanbaru. Karena kondisi satu dan lain hal dipindah lagi oleh pemerintah sampai akhirnya dilaksanakan kurang dari dua bulan dipindah ke Palembang. Tentunya untuk kami pihak panitia pelaksana luar biasa sulitnya, sulitnya karena tentunya tanggung jawab kita sebagai pelaksana sesudah ada komitmen pemerintah harus memberitahu pihak peserta bahwa ada perpindahan. Kemudian harus minta persetujuan lagi ke Islamic Solidarity Games bahwa mereka diinspeksi lagi dan sebagainya. Sehingga kalau kita menoleh ke belakang ini adalah hal yang mustahil dilaksanakan. Jadi kita harus melihat ke depan bahwa walaupun dana belum turun tapi seperti biasa kami panitia pelaksana sudah melaksanakan semua persiapan yang menyangkut atlet dan kedatangan atlet. Sekarang bisa dibayangkan kalau kita hanya menunggu anggaran, padahal tanggal 14 yang lalu itu basket sudah bertanding, kemudian hari ini sepakbola sudah mulai bertanding. Jadi kita harus mengubah sistemnya kalau kita memang mau ke depan menjadi tuan rumah yang baik. Karena sistem-sistem seperti ini tidak mungkin dilakukan dan ini akan menyangkut nama negara dan bangsa. Sekarang ke depan, kalau ke depan saya kira semua walaupun terbatas dan penyelenggaraan ini kami lakukan dengan semaksimal mungkin. Dengan keterbatasan dana yang pada saat itu dana dipatok sekitar Rp 200 miliar kemudian beberapa bulan yang lalu kami diberitahu hanya ada sekitar Rp 120 miliar, kami harus menyesuaikan secara besar-besaran. Tapi tidak ada masalah insyaAllah kami dengan apa yang ada dan diberikan pemerintah, disamping kami terus mencari sponsor dan mencari bantuan dari pihak ketiga tentunya kita harus melaksanakan ini dengan baik.
Kalau begitu didahulukan dari dana apa?
Kita ada beberapa sponsor, kerjasama seperti dengan MNC misalnya untuk broadcasting. Banyak bantuan tidak dalam bentuk uang tetapi dalam bentuk penyelenggaraan, komitmen ini yang kita pakai terlebih dahulu. Terutama di daerah bahwa mereka tidak mau mengerti dari mana tetapi pada saat atlet berdatangan sudah siap. Syukur alhamdulillah kemarin sepulang saya dari Argentina karena saya harus ikut suara saya untuk memilih Presiden IOC yang baru, lalu tuan rumah olimpiade dan sebagainya itu langsung saya ke Palembang karena memberikan motivasi dan melihat situasinya seperti apa. Karena walaupun dana dikucurkan tetapi mereka sudah tidak punya semangat dan tidak ingin melaksanakan kan repot. Tetapi syukur alhamdulillah kemarin dengan kita hadir semangatnya menjadi tinggi kembali dan saya bilang yang penting kita mencari payung hukum bagi penyelenggaraan ini, terutama bagi hal-hal yang tidak mungkin dilakukan melalui prosedur. Misalnya pengadaan barang dan jasa opening –closing, catering, transportasi. Dalam waktu kurang dari 45 hari dan sanggahan itu tidak mungkin. Berarti harus ada penunjukan, ini yang kami minta dikawal oleh pemerintah. Jadi saya tegaskan kepada mereka jangan mark up, jangan fiktif, ikuti semua peraturan yang ada dan kami dikawal oleh tim eksistensi yang terdiri dari kejaksaan, LKKP, kepolisian, dan sebagainya. Kita tidak ingin setiap event olahraga selalu ada kriminalisasi di belakang hari, itu yang kita jaga.
Kabarnya koreografi memilih pulang karena tidak mampu lagi membiayai biaya makan dan sebagainya begitu ya?
Saya kira itu semua sudah kita atasi. Karena hari Senin itu kami pelaksana langsung melihat di lapangan, terutama meninjau venue panahan sudah bagus sekali malah lebih bagus dari yang di Senayan. Kemudian kedua kami menemui semua atlet yang sudah hadir dari sembilan negara dan semua yang kami temui syukur alhamdulillah mereka memberikan apresiasi. Ketiga memberikan semangat kepada mereka dan mengundang semua pihak untuk bersama-sama mengawal, terutama panitia daerah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.
Untuk target perolehan medali bagaimana?
Saya kira kita harus lihat bahwa ini adalah negara Islam sedunia, 44 negara mengirimkan tim dengan atletnya, 13 negara mengirimkan tim observer. Berarti itu 57 sekian negara yang akan hadir yang akan hadir dan kita harus lihat juga bahwa seperti karate, wushu, sepakbola, dan sebagainya mereka itu ranking dunia. Sehingga tentunya pada saat pertama kali dilaksanakan ISG di Arab Saudi kita menduduki peringkat 18. Sekarang ini dari 13 cabang yang dipertandingkan kita terjunkan semua atlet kita dan kemarin Menpora mengatakan kita di rumah sendiri harus bisa sepuluh besar. Kita sudah sampaikan kita selalu bekerjasama dengan Prima (Program Indonesia Emas) dan kemudian kita memberikan informasi ini kepada atlet-atlet terutama angkat besi kita punya peluang yang baik.
Nama Indonesia Dipertaruhkan dalam Islamic Solidarity Games
KBR68H, Jakarta - Pada 22 September nanti, Islamic Solidarity Games (ISG) ke-3 akan resmi dibuka di Palembang, Sumatera Selatan. ISG ini adalah ajang olahraga untuk negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan berlangsung hingga 1 Oktober.

BERITA
Rabu, 18 Sep 2013 09:26 WIB


islamic solidarty games, dana belum cair, nama indonesia
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai