KBR68H, Jakarta - Markas Besar Kepolisian RI masih mengkaji latar belakang tugas pengawalan yang dilakukan Brigadir Kepala Sukardi terhadap enam truk pengangkut elevator untuk pembangunan proyek Rasuna Tower di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Anggota Provost Kepolisian Air Badan Pemelihara Keamanan Bripka Sukardi tewas ditembak di jalan Rasuna Said, persis di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa 10 September 2013 malam. Sukardi tewas dengan dua luka tembak, di perut bagian kiri dan di dada. Bagaimana perkembangan terakhir penyelidikan kasus tersebut? Simak perbincangan penyiar KBR68H Sutami dan Rumondang Nainggolan dengan juru bicara Mabes Polri Ronie F Sompie dalam program Sarapan Pagi.
Perkembangan penyelidikan untuk motif atau pelaku sampai saat ini sudah seperti apa?
Kami tim yang terdiri dari tim penyelidikan, tim pemeriksaan, tim pengolahan tempat kejadian, dan tim otopsi jenazah masih mendiskusikan tentang hasil-hasil yang mereka peroleh selama dua hari sampai pagi ini. Mudah-mudahan mereka bisa merumuskan arah dari hasil penyelidikan dan penyidikan untuk bisa mengungkap siapa pelaku penembakan yang terjadi sehingga rekan kami Aipda Anumerta Sukardi meninggal.
Sebelumnya kepolisian yakin betul bahwa ini pelakunya sama dengan penembak di Pondok Aren dan polisi sudah mengatakan ini ada sindikat, sudah mengantongi pula tempat persembunyiannya. Kapan mereka akan ditangkap?
Sebenarnya tim belum menyimpulkan apakah ada kesamaan dengan pelaku penembakan di tiga kasus penembakan sebelumnya. Kalau tiga kasus penembakan sudah diungkap pelakunya dua orang dan sudah kita minta bantuan media untuk mengumumkan bisa memberikan informasi. Sedangkan kasus yang terakhir ini kita belum merumuskan tersangkanya itu siapa. Namun, dari asumsi-asumsi yang beredar di media kita berupaya mengelola informasi itu dengan menjelaskan bahwa kemungkinan bagaimana asumsi yang diberikan oleh beberapa pengamat itu bisa saja terjadi, ada kesamaan. Tapi bahwa ada motif lain yang harus menjadi perhatian penyidik itu juga tidak bisa diabaikan, oleh karena itu sampai saat ini penyidik belum memberikan penjelasan resmi tentang siapa pelaku penembakan tersebut. Jadi kita masih berupaya untuk mengungkap kasus ini dan kami berusaha dengan kerja keras untuk bisa mengungkap segera sehingga bisa menyampaikan kepada masyarakat melalui media.
Kabarnya ada penemuan selongsong di TKP dan ada kemiripan dengan senjata-senjata organik. Tanggapan anda?
Iya artinya memang semua jejak yang tertinggal seperti selongsong, anak peluru dan jejak yang lain itu menjadikan polisi mendapat kontribusi dari bukti-bukti tersebut yang nantinya akan memberikan gambaran. Sebenarnya ini milik siapa, artinya dikeluarkan dari senjata jenis apa, kalibernya berapa, dan siapa pemilik senjata tersebut itu akan mengerucut kepada siapa pelaku penembakan. Jadi semua hasil yang kita dapatkan dari hasil pengolahan tempat kejadian maupun hasil otopsi menemukan beberapa butir anak peluru di dalam tubuh jenazah, itu juga akan memberi kontribusi positif bagi pengungkapan kasus.
Pasca kejadian ini apakah tidak diperbolehkan lagi polisi melakukan tugas pengawalan?
Itu merupakan bagian dari pelayanan kami. Artinya pelayanan terhadap permintaan pengawalan, penjagaan itu tugas-tugas umum yang harus kita lakukan tanpa gentar. Jadi polisi tidak pernah gentar melaksanakan tugas, maka bisa kita lihat almarhum melaksanakan tugas tanpa gentar, dia tidak menyadari maut akan segera merenggut nyawanya. Makanya dia kita berikan apresiasi dengan kenaikan pangkat luar biasa sebagai Ajun Inspektur Dua Polisi Anumerta.
Apakah perubahan prosedur sudah mulai diberlakukan?
Sebenarnya sudah. Jadi prosedur untuk melaksanakan pengawalan sudah ada, ini yang jadi introspeksi kami kepada rekan-rekan yang melaksanakan tugas pengawalan, penjagaan, patroli. Sudah diberikan prosedur dimana prosedur itu sudah sedemikian baik untuk saling mengawasi, saling mengamankan satu sama lain. Tidak bisa mereka melaksanakan tugas sendiri, pelaksanaan tugas sendirian itu sangat dihindari demi keselamatan dan keamanan masing-masing anggota ini selalu diingatkan. Oleh karena itu kalau masih ada kekurangan didalam pelaksanakan prosedur-prosedur tersebut kita selalu akan berusaha memperbaikinya demi perbaikan-perbaikan kinerja kepolisian.
Dalam kasus ini ada penyelidikan internal juga?
Tentu. Penyelidikan internal itu dilakukan oleh Propam, fungsi Propam di bawah kendali inspektorat pengawasan. Kalau di Mabes itu Inspektorat Pengawasan Umum, di Polda ada Inspektorat Pengawasan Daerah. Itu sedang dilakukan juga, artinya itu bagian dari upaya mengoreksi dan memperbaiki.
Kalau dari CCTV milik KPK apakah bisa terlihat pelakunya?
Kita sangat berharap bahwa wajah pelaku bisa terlihat. Artinya sampai saat ini memang tim penyidik belum membagikan ke kami juga karena masih berkonsentrasi bagaimana untuk mengungkap kasus ini segera untuk menyampaikan ke masyarakat. Oleh karena itu mohon kesabaran semua yang diperoleh termasuk CCTV itu akan bermanfaat, kita juga membutuhkan CCTV dari bangunan-bangunan lain sekitar gedung KPK.
Itu belum didapat?
Sedang diupayakan semuanya. Mungkin kawan-kawan yang memiliki gedung itu bisa secara inisiatif memberikan lebih bagus, ada kontribusi bagi upaya pengungkapan kasus ini.
Ini seluruh gedung di samping KPK atau beberapa titik utama yang diminta?
Saya kira yang memiliki gedung itu mungkin bisa mengevaluasi rekaman CCTV yang ada. Artinya kalau mereka melihat ada yang positif untuk bisa dikembangkan kepolisian mereka bisa secara inisiatif menyampaikannya kepada kepolisian.
Mabes: Belum Ada Tersangka Kasus Penembakan Sukardi
KBR68H, Jakarta - Markas Besar Kepolisian RI masih mengkaji latar belakang tugas pengawalan yang dilakukan Brigadir Kepala Sukardi terhadap enam truk pengangkut elevator untuk pembangunan proyek Rasuna Tower di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

BERITA
Kamis, 12 Sep 2013 10:44 WIB


mabes polri, penembakan sukardi, belum ada tersangka
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai