Bagikan:

Legend of Kebo-keboan Blambangan, Festival Budaya di Banyuwangi

Berbagai macam even pariwisata akbar kembali digelar di Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan itu diberi tajuk Banyuwangi Festival (B-Fest). Rangkaian even tersebut bakal dihelat hingga akhir tahun nanti.

BERITA

Rabu, 11 Sep 2013 14:52 WIB

Author

Hermawan

Legend of Kebo-keboan Blambangan, Festival Budaya di Banyuwangi

Legend of Kebo-keboan Blambangan, Festival Budaya, Banyuwangi

KBR68H, Banyuwangi - Berbagai macam acara pariwisata akbar kembali digelar di Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan itu diberi tajuk Banyuwangi Festival (B-Fest). Rangkaian even tersebut bakal dihelat hingga akhir tahun nanti. 


Banyuwangi Festival menyajikan berbagai atraksi budaya dan seni, yang berbasis potensi alam di kabupaten ujung timur pulau Jawa ini. 


Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Banyuwangi Festival adalah mendorong kombinasi kultur lokal dan global, sehingga menghasilkan daya kreasi seni-budaya yang unik dan memikat. 


“Festival ini adalah etalase besar dari potensi wisata Banyuwangi yang sangat kaya.  Lengkap dengan kehidupan sosial-budaya masyarakatnya yang terbuka, egaliter, dan punya jiwa seni yang kuat,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. 


Banyuwangi Festival dibuka dengan pelaksanaan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) BEC telah digelar kali ketiga ini dan pada tahun ini ini akan mengusung tema ‘The Legend of Kebo-keboan Blambangan’. Kebo-keboan adalah sebuah ritus masyarakat lokal Banyuwangi yang berisi permohonan kepada Tuhan agar sawah mereka subur dan panen berlangsung sukses. Dalam ritual itu, sejumlah orang didandani seperti kerbau yang merupakan simbolisasi mitra petani di sawah untuk menghalau malapetaka selama musim tanam hingga panen.


“Kebo-keboan sejak lama telah menjadi bagian dari hidup dan kehidupan masyarakat lokal Banyuwangi dan menjadi bagian dari tradisi dan kearifan lokal dalam menjaga kualitas lingkungan. Tema Kebo-keboan sengaja diusung untuk menunjukkan bahwa tradisi bisa bersanding secara harmonis dengan kehidupan modern,” tutur Anas.


Setelah BEC dalam Banyuwangi Festival ini juga digelar Batik Festival yang melibatkan perajin batik lokal Banyuwangi, yang bakal memamerkan batik khas Banyuwangi yaitu batik Gajah Oling. 


Selain itu, yang menarik juga adalah Paju Gandrung Sewu, sebuah pertunjukan kolosal yang menampilkan sewu (seribu) penari gandrung dan seribu paju (penonton pria yang diajak ikut menari bersama). 


"Paju Gandrung Sewu akan menjadi pertunjukan yang spektakuler dan fenomenal. Bisa dibayangkan betapa memikatnya jika pesisir pantai dipenuhi seribu penari Gandrung dan seribu penari pendamping,” kata Anas. 


Menurut Anas, Banyuwangi Festival secara keseluruhan mempunyai target ekonomi, lingkungan, sosial-budaya, dan kualitas pengelolaan destinasi. 


“Banyuwangi akan terus menggali dan mengembangkan potensi wisata yang ada agar sektor ini bisa semakin memberi kontribusi signifikan bagi pembangunan ekonomi daerah, terutama dalam upaya menciptakan lapangan kerja baru, mengentaskan kemiskinan, dan mempersempit kesenjangan pembangunan spasial,” tambah Anas.(Hermawan)


Editor: Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending