Sobat teen pada tau gak sih Pulau Sumba? Itu loh, pulau yang terletak di propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau ini terkenal bangeeeeeeeeet… sama kudanya. Kenapa terkenal ? Kepo kan. Heheheh… Kuda ini sering banget digunakan untuk balapan atau pacuan kuda oleh warga setempat. Karena, postur kudanya yang kecil, biasanya yah sobat teen setempatlah yang jadi joki atau pengemudinya. Biasanya yang berumur dibawah 11 tahun. Hebat sih, tapi kan kasian yah mereka. Itu kan bahaya. Nah untuk tahu cerita soal sobat teen penunggang kuda di Pulau Sumba, Kak Rebecca Henschke dari Asia Calling berkunjung ke sana. Nimati oleh-oleh cerita Kak Rebecca bersama XXX dalam Cerita Kita.
“Juara tiga sekali... juara dua, dua kali...juara satu, dua kali...,” cerita Ade soal prestasi yang ia raih sebagai joki alias penunggang kuda. Ade berumur 7 tahun. Ia tengah siap-siap buat ikut pacuan kuda nih, saat di temui Kak Rebbeca.
Saat beraksi, gayanya Ade sudah kaya joki professional deh. Dia menggunakan masker wajah, persis ninja. Tapi tanpa menggunakan alas kaki alias nyeker.
Karena Ade gak punya kuda untuk ikut balapan, jadinya dia nunggu panggilan untuk dijadiin joki oleh sang pemilik kuda.
Pas lagi nunggu gitu, muncul bapak-bapak ngajak Ade untuk jadi jokinya. Bapak-bapak itu bilang joki yang dibutuhkan pemilik kuda adalah yang bertubuh kecil. “Tergantung dari kecilnya,” kata Bapak-bapak itu soal kriterianya memilih joki.
Ade rupanya enggak sendirian. Ayahnya yang memperbolehkan Ade untuk menjadi joki, ikut membantu Ade menunggangi kuda milik bapak tadi. ”Dari sejak umur empat tahun bisa kita pake. Kita latih dulu dari umur tiga setengah, jadi umur lima empat tahun sudah bisa dipakai. Sekarang sudah umur tujuh tahun sudah pintar dia,” kata Ayah Ade, soal anaknya.
Dan.. Balapan pun dimulai…..
Penonton pacuan kuda ini juga langsung berlarian ke ujung lintasan garis finish. Selesai balapan, pemilik kuda langsung memberikan Ade uang sebagai imbalan. ”Dikasih lagi 50 lagi,” kata Ade soal upah yang ia terima. 50 maksudnya Rp50.000,-.
Gak hanya Ade, kakaknya Enid, yang berumur 9 tahun jadi joki pacuan kuda juga loh. Kalau kata mamahnya Ade, mereka berdua ini tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah. “Kalau kita bawa uang itu ada 15 juta ada 10 juta itu tergantung nanti...ya selama 7 hari,” kata Ibunya Ade soal penghasilan anak-anaknya.
Ibunya juga cerita kalau Ade gak sekolah kalau bertugas jadi joki. “Ada sekolah. Dia minta ijin dulu karena ada bos di sini yang panggil dia sudah tahu dia naik kuda. Kalau gurunya bilang begini kenapa kamu boleh naik kuda terus terus kamu nda mau sekolah? Siapa yang kasih makan bapak dan ibu saya, siapa yang urus adik-adik saya, dia bilang begitu ke guru,” cerita ibunya.
Ih, padahal kan menyuruh anak-anak di bawah umur melanggar undang-undang kan yah. Kasihan Ade dan kakaknya. Meski begitu si Panitia Acara Umbu Tamba ini bilang kalau pacuan kuda enggak melanggar hukum. “Ya karena tradisi kan, adat. Hukum adatkan tetap ada dibandingkan hukum formal. Sebetulnya dari dulu saya juga bekas joki. Saya berulang kali jatuh dari kuda tapi tidak papa,” ujar Umbu Tamba.
Umbu Tamba membantah anak-anak dipaksa jadi joki. “Nda...itu hanya provokator saja, kali nga punya kuda, dia nga mengerti kuda. Tidak ada paksaan di sini, tidak ada. Dia tunggang kuda kan tidak gratis juga. Walaupun nga ada target, harus sekian nga, tapi kita kan punya rasa kasih. Ya kita hargai mereka punya jasa,” kata dia.
Oh ya, Ade juga pernah jatuh loh saat pacuan kuda, bahkan kakinya patah. “Ya karena kita sudah biasa, sudah menjadi tradisi kita. Kita tidak merasa takut lagi...” (Pernah jatuh dia?) Kadang ada yang patah juga. Patah kaki kadang.” (Pernah dia patah kaki?) Pernah dia patah. Yang besar itu juga pernah patah kiri kanan dia punya kaki. Tapi tidak ada rasa takutnya dia. Semakin merasa sakit, semakin berani dia karena sudah terbiasa,” kata Ayahnya Ade.
Pemerintah daerahnya gimana yah. Apa enggak merhatiin ? Ini jawaban Bupati Sumba Timur, Gigion Mbilijora, “Sekarang saya sudah minta panitia pengelolanya itu untuk memperhatikan aspek keselamatan mereka termasuk pembagian porsi untuk joki. Harus siapkan... Kalau dilarang saya sulit nanti...Saya yang susah...Saya akan diprotes warga saya... (tertawa)...karena hasil dari pacuan itu mereka memelihara ternak dan ketika masuk pacuan, harganya cukup tinggi.”
Hmm… Kalau begini caranya susah dong yah, karena sudah tradisi.
Usai pacuan kuda, Ade nampak lelah dan tidak mau ikut pacuan kuda, karena terjatuh. “Sakit...cukup …,” rintih Ade.
Setidaknya Ade, bisa kembali menjadi anak-anak untuk bermain… paling tidak sampai besok. (Asia Calling)
Editor: Vivi Zabkie
Joki Anak Sumba, Harus Siap Terluka
Sobat teen pada tau gak sih Pulau Sumba? Itu loh, pulau yang terletak di propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau ini terkenal bangeeeeeeeeet

Rabu, 11 Sep 2013 15:13 WIB


joki anak, sumba, asia calling
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai