Bagikan:

Jangan Kriminalkan Anak Dengan Jam Malam

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai, kasus kecelakaan yang menimpa AQJ, merupakan momentum atau kesempatan bagi Pemda DKI Jakarta untuk menerapkan jam malam.

Selasa, 24 Sep 2013 18:59 WIB

Author

Dede Riani

Jangan Kriminalkan Anak Dengan Jam Malam

anak

Anak-anak ngga boleh keluar malam-malam. Apalagi sampai dini hari! Lah kok dibatasi?

Masih ingat dong sama kasus kecelakaan yang menimpa AQJ, anak musisi terkenal Ahmad Dhani? Hmmm, yang Korban meninggalnya sampai 6 orang.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai, kasus kecelakaan yang menimpa AQJ, merupakan momentum atau kesempatan bagi Pemda DKI Jakarta untuk menerapkan jam malam.

Ketua Satgas Perlindungan Anak M Ihsan mengatakan, kasus yang menimpa AQJ menjadi bukti bahwa banyak anak-anak yang berada di luar rumah pada tengah malam. Kecelakaan yang menimpa AQJ di Tol Jagorawi terjadi pada pukul 00.45 WIB.

Gubernur DKI Jakarta, Pak Joko Widodo sih bilang, lagi menggodok peraturan khusus pemberlakuan jam malam bagi anak-anak di bawah umur. Apakah nantinya bentuknya peraturan gubernur atau himbauan saja. Yang intinya aturan ini ngga boleh mengekang kegiatan sobat teen di luar rumah.

Nah kalau menurut sobat  teen gimana? Berbagai di Apa Kata Kita yuk;

Apa pendapat sobat teen tentang rencana pemberlakuaan jam malam bagi anak?

Beberapa pendapat sobat teen:

Agita, di Magelang: Teenvoice, jangaan dong. Nanti malah jadi bikin sobat teen di penjara.

Lala, di Jakarta: Teenvoice, baik juga sih rencana ini. Banyak banget soalnya sobat teen yang malam-malam masih berkeliaran. Jadi memang harus dibatasi.

Sasa, di Nias: Teenvoice, pikirin baik-baik deh. Soalnya kita-kita sekolah aja pulang dr sekolah jam 6 sore, yang rumahnya jauh bisa jam 9 malam sampai rumah. Jangan sampai kalau ada aturan jadi bikin kita dihukum.

Yahya, di Garut: Teenvoice, kalaupun diterapkan pemberlakuan jam malam ini jangan sampai mengekang kebebasan anak-anak untuk kegiatan mengembangkan diri mereka.

Tri, di Yogyakarta: Teenvoice, setuju dong. Biar lebih tertib. Batas waktu boleh keluar malamnya jam 9 malam. Di atas jam 9 malam harus persetujuan atau dikawal sama orangtua.

Karmel, di Sumatera Utara:
Teenvoice, harus berhati-hati kalau benar diterapkan. Bahaya, ujung-ujungnya jadi kriminalisasi anak-anak.

Vania, di Bengkulu:
Teenvoice, lebih baik bentuknya himbauan saja. Himbauan secara terus menerus. Jangan sampai bentuknya justru peraturan. Kalau menurut aku, kalau bentuknya peraturan bisa bikin sobat teen jadi dihukum, dikriminalkan. Aku juga setuju penerapan jam malam buat anak-anak.

Dyah Chandra SD, @dyahcsd: Teenvoice, menurutku pemberlakuaan jam malam kurang bijaksana, karena terkadang setiap orang punya urusan sampa malam. Misalnya pagi hari kerja dan malamnya kuliah.

Terima Kasih sudah ikutan Apa Kata Kita. Untuk kali ini yang beruntung dapat bingkisan dari Teenvoice, Sasa di Nias.
Selamat ya!

Kepingin dapat bingkisan menarik juga? Simak terus ya kuis Apa Kata Kita melalui siaran buletin Teen Voice di radio jaringan KBR68H kesayangan mu atau Simak pertanyaannya melalui twitter, facebook dan website www.portalkbr.com/TeenVoice.

Lalu kirim pendapat kamu via sms ke 0812 118 8181 atau twitter di @teenvo1ce. Jangan lupa I nya diganti angka 1 ya! Awali dengan Teen Voice. Bisa juga lewat email ke teenvoice68h@gmail.com. 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending