KBR68H, Jakarta - Musim haji kembali menyapa. Ratusan ribu warga Indonesia akan berangkat ke Mekah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. Banyak yang menunaikan ibadah haji untuk kedua, ketiga, keempat atau kesekian kali, dan banyak juga yang harus menunggu belasan tahun untuk menunaikan ibadah haji untuk pertama kali. Ada anggapan naik haji sebagai ibadah untuk menyempurnakan ke-Islam-an seseorang. Namun, barangkali banyak orang punya niat berbeda ketika ibadah haji. Ada niat politik, atau niat sosial.
Naik haji merupakan ibadah yang bersifat unik dalam ajaran Islam. Imam Adaruqutni , Ketua Komisi Pengawasan Haji Indonesia (KPHI) dari Pengurus Pusat Muhammadiyah, menyebutkan ada beberapa hal yang menyebabkan keunikan itu. Pertama, kata “mampu” dalam norma haji mengakibatkan pelakunya memiliki sensasi tersendiri.
“Istilah mampu itu selektif dan presitisiun, ada satu komplemen kata tidak mampu. Karena itu, masuk kategori rasanya sudah di atas. Itu membuat haji menjadi sensasional dan demonstratif betul,” paparnya dalam program Agama dan Masyarakat di KBR68H dan Tempo TV, Rabu (25/9).
Kata dia, ibadah haji memiliki unsur festival. Artinya, ritual ini dilakukan dengan pengetahuan banyak orang dan melibatkan upacara-upacara tertentu. Ia mencontohkan pengalamannya di Mataram. “Ada satu daerah tertentu yang sebulan mau berangkat haji ada tahlilan dan segala macam, seperti mau jadi presiden. Ini persoalan perbekalan, logistic juga besar. Si ‘A’ lebih ramai dari si ‘B’ cerita masyarakat, ” selorohnya. Padahal, ia mengingatkan bahwa al-Quran menyebut bekal terbaik ibadah haji adalah takwa. Ibadah haji juga unik karena menambah gelar seseorang, berbeda dengan ibadah lainnya. ”Sudah haji dicantumkan di nama, tapi sudah sholat atau zakat tidak dicantumkan di nama. Haji itu unik,” ungkap sosiolog JM Muslimin.
Akibatnya, haji bisa disalahgunakan bagi yang tidak berniat tulus menuju haji mabrur. Sosiolog JM Muslimin mengatakan, kontrol sosial terhadap seseorang mengendur ketika ia sudah pergi haji. “Banyak yang perilakunya pragmatif, mohon maaf, mungkin haji untuk mengamankan korupsi. Kalau dia sudah naik haji, “kontrol sosial” seseorang menjadi minim. “ini pak haji, jangan berprasangka buruk,” jelasnya.
Sementara itu, desakralisasi haji juga terjadi akibat komersialisasi ibadah haji. Peminat ibadah haji semakin tahunnya terus meningkat dengan jumlah pemeluk Islam yang terus bertambah. Namun, ada komodifikasi terhadap rukun Islam yang satu ini. “Dulu orang naik haji berbulan-bulan dan meninggalkan kisah mendalam,” kenangnya pada cerita neneknya. Menurutnya, sekarang naik haji lebih cepat dan praktis. Selain itu, layanan hotel-hotel mewah bertebaran di tanah suci tersebut. Ibadah haji juga digembar-gemborkan seolah-olah menjadi jaminan masuk surga.
Imam menambahkan, ibadah haji tidak wajib bagi yang tidak mampu. Maka, ia menyarankan orang untuk memenuhi kebutuhan primer seperti perumahan, kesehatan dan pendidikan sebelum naik haji. Ibadah zakat bahkan perlu lebih diprioritaskan untuk dikerjakan sebelum naik haji. Seorang sahabat nabi pernah berkata bahwa ia semula berniat naik haji.
Namun, ia berubah pikiran dengan menyumbangkan uang itu pada orang miskin yang membutuhkan. Ketika itu, Nabi Muhammad berujar bahwa orang itu baginya sudah merupakan haji. Sosiolog sekaligus pakar hukum Islam JM Muslimin mengatakan, “logika hukum Islam tidak paksakan orang untuk naik haji. Sebaiknya lebih utamakan hal-hal primer”. Ia menambahkan, agama berikan hak bagi seseorang untuk memilih ibadah yang paling pas untuk mencapai surga. Bisa lewat haji, bisa tidak.
Penyalahgunaan haji untuk mengurangi kontrol sosial juga memperkokoh desakralisasi terhadap gelar ini. Meskipun begitu, “cita-cita haji itu luhur” ungkap Imam. Maka, fenomena pasca haji tidak mengubah cita-cita luhur haji. Sosiolog hukum Islam dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah membenarkan, pengertian haji mabrur adalah haji yang berbuat kebaikan sebanyak mungkin bagi sesame. “Asal kata mabrur adalah kebaikan,” terangnya. Imam menambahkan, egoisme seseorang mesti hilang setelah menjadi haji.
Editor: Doddy Rosadi
Ibadah Haji Kerap Digemborkan sebagai Jaminan Masuk Surga
KBR68H, Jakarta - Musim haji kembali menyapa. Ratusan ribu warga Indonesia akan berangkat ke Mekah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. Banyak yang menunaikan ibadah haji untuk kedua, ketiga, keempat atau kesekian kali, dan banyak juga yang harus men

BERITA
Kamis, 26 Sep 2013 13:10 WIB


ibadah haji, komersialisasi, masuk surga
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai