Sobat teen suka berimajinasi? Bagaimana jika imajinasi itu dituangkan dalam sebuah tulisan dan gambar? Nah, imajinasi dalam pikiran kita itu siapa tahu bisa menghasilkan karya yang bermanfaat lho! Seperti Amirah Salsabila Widad Putri. Dia suka banget berimajinasi sejak duduk di bangku sekolah dasar. Imajinasinya selalu ia tuangkan ke dalam buku harian. Rupanya, imajinasi Amirah membawa keberuntungan lho sobat teen! Pada pertengahan Agustus lalu, remaja yang baru berusia 12 tahun ini berhasil meraih juara dalam kompetisi Buku Harian Bergambar Eco Picture Diary. Ajang kompetisi nasional itu mengajak anak-anak muda untuk peka terhadap masalah lingkungan. Darimana yah ide cemerlang Amirah? Yuk kita simak obrolan Kak Evilin Falanta dengan Amirah dalam Bincang Kita.
Amirah belajar nulis darimana sih?
Emang aku sering nulis, jadi suka nulis-nulis cerita.
Siapa yang menginspirasi kamu untuk bisa menulis?
Enggak ada. Itu karena hobi aja dan suka berimajinasi.
Nah, imajinasi kamu ini datangkan darimana ?
Ya, dari kejadian-kejadian di sekolah atau habis menonton film di bioskop. Film-film hantu atau film lawak gitu.
Amirah menjadi pemenang Penulis Buku Harian Bergambar Eco Picture yang ramah lingkungan. Ide karya kamu itu datang darimana sih?
Ya, jadi aku tulis cerita soal Sepatu Ubah Jadi Charger Handphone. Waktu pembuatan gambar tersebut, ayah itu selalu marahin aku sama ibu dan kakakku untuk hemat listrik, karena kami selalu nge-charge handphonenya lama. Padahal sudah full baterainya tapi aku tetap nge-charge. Akhirnya, ya udah deh aku membuat cerita kalau ayahku marah-marah karena bayar listrik naik jadinya. Lalu aku memikirkan bagaimana agar ayah enggak bayar listrik terlalu mahal, dan terpikirlah energy gerak itu dari PLTA. Nah, kalau PLTA bisa yang dari air, berarti sesuatu yang lebih kecil lagi pasti bisa. Aku pikirnya saat itu, lari. Itu kan dari gerak olahraga kita yaitu lari, udah gitu pasti ada gesekan-gesekan yang pasti bisa menghasilkan listrik juga. Ya udah, aku cerita coba pakai chip gitu, sayang di Indonesia belum ada chip itu. Adanya di luar negeri dan harganya beberapa dolar gitu. Nah, aku cerita di chip itu dipasangin di sepatunya lalu disambungin pakai kabel USB dari kabel chip itu ke handphone. Saat kita lari handphone itu akan ngecash juga.
Karya apalagi yang kamu mau buat setelah menang lomba?
Belum tahu yah, karena idenya aku itu suka muncul tiba-tiba. Kalau enggak pas melihat benda baru muncul ide-ide barunya lagi gitu.
Apa harapan kamu ke depan dari ide temuan kamu di tulisan ini?
Semoga bisa dikembangin di Indonesia, juga kita bisa terapin, dan generasi-generasi lain juga bisa menciptakan sesuatu dan yang lebih unik lagi.
Editor: Vivi Zabkie