KBR, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim tidak ada titik panas di lahan konsesi perusahaan pada tahun ini. Ini menanggapi data Badan Restorasi Gambut (BRG) yang menunjukan mayoritas areal kebakaran hutan dan lahan berada di area konsesi perusahaan.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles Panjaitan mengatakan hasil pemantauan satelit tidak ada hotspot dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen di lahan konsensi perusahaan. Menurutnya, titik api justru berada di lahan milik warga.
"Kalau hotspot ada. Tapi kalau diverifikasi bukan kebakaran. Kalau hotspot-nya di atas 80 persen enggak ada. Laporan dari lapangan belum," ujar Raffles kepada KBR, Minggu (6/8).
Menurut Raffles, titik panas (hotspot) di Riau dan Kalimantan berasal dari tambang batu bara, minyak sisa pembuangan gas, serta pembukaan lahan oleh masyarakat. Kata dia, KLHK, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan pemerintah daerah terus memantau titik-titik panas.
Baca juga:
- Setengah Lahan Konsesi Gambut Terbakar, Libatkan Perusahaan Besar
- Daerah Rawan Karhutla Bertambah, Wiranto Salahkan Warga
Namun hingga Minggu (6/8) hari ini dia mengaku belum menemukan kebakaran di lahan perusahaan.
Sebelumnya BRG menyampaikan 26 persen kebakaran lahan saat ini ada di lahan gambut. Lebih dari separuh ada di wilayah konsensi perusahaan yang berlokasi di Riau dan Kalimantan Barat.
Kepala BRG Nazir Fuad enggan mengungkap sejumlah perusahaan yang konsesinya masuk area Karhutla. Hanya saja, dia menyebut, ada di antara pemegang izin konsesi itu yang merupakan perusahaan besar.
Editor: Nurika Manan