KBR, Jakarta - Partai Golkar memberi respons keras terhadap kader internal yang menyuarakan digelarnya musyawarah nasional Golkar pada 2014. Respons keras itu berujung pada penonaktifan beberapa pengurus pusat partai tersebut.
Salah satu kader yang disebut-sebut dinonaktifkan adalah Yoris Raweyai. Dalam perbincangan dengan KBR dalam Program Sarapan Pagi (11/8), Yoris mengaku belum mendapat surat resmi soal penonaktifan dirinya.
Kapan Anda mendengar penonaktifan dari pengurus partai?
“Saya dengar kabar kemarin hari Jumat malam ditelepon teman-teman media menanyakan ini. Sampai sekarang belum pernah saya pribadi ditelepon atau dikirim surat sesuai mekanisme partai jadi saya susah menanggapi. Sebab versinya banyak ada yang bilang dinonaktifkan, dipecat, diganti.”
Anda mencoba menghubungi ketua umum langsung?
“Tidak perlu.”
Tapi Anda masih merasa pengurus partai saat ini?
“Oh iya dong. Saya sebagai pengurus partai yang sah sesuai dengan hasil munas di Riau.”
Karena Anda merasa tidak pernah menerima surat itu ya?
“Iya hanya mendengar pemberitaan saja. Seperti kemarin Pak Fadel wakil ketua umum ngomong, kemudian ada Firman Subagyo ngomong di media. Ini sebetulnya bagi saya pengurus Golkar atau kader Golkar merasa prihatin, sedih terhadap perilaku pimpinan atau pengurus DPP ini. Seakan-akan mereka itu terkesan membuat statement yang bertentangan dengan aturan-aturan atau kesepakatan didalam berorganisasi.”
Mereka ini siapa?
“Seperti yang ngomong. Sebetulnya banyak ada Fadel, Firman segala macam menunjukkan arogansi seakan-akan partai ini milik mereka. Padahal mereka tidak menyadari bahwa Partai Golkar lahir pasca reformasi memiliki paradigma, sesuai dengan Undang-undang. Itu ada paradigmanya kita berorganisasi bagaimana, itu mengubah kan membangun satu demokrasi di dalam partai secara bersama-sama maka dikenal kolektif kolegial itu. Kok sekarang akhir-akhir ini statement kebijakan yang dibuat DPP Partai Golkar segelintir orang elit-elit terutama pasca pilpres ini terkesan panik, arogan, bingung. Karena cita-cita yang mereka ingin capai tidak sesuai dengan komitmen awal.”
Anda merasa pernah ditanya atau dikonfirmasi?
“Kan saya melakukan otokritik terhadap partai sebagai kewajiban kader. Sebagai institusi di dalam konstitusi bukan baru, sejak dari Pak Akbar saya selalu melakukan otokritik dan di era kepemimpinan sekarang ini sejak 2011 saya ngomong terus, ada apa-apa saya sampaikan bahwa ini tidak benar dalam berorganisasi.”
Tapi diabaikan begitu saja?
“Diabaikan. Selalu keputusannya tidak sesuai dengan mekanisme atau aturan berorganisasi. Saya makin keras itu setelah ketiga kader itu dipecat yang Agus, Nusron, dan Poempida. Sebagai Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) saya mencoba untuk menelepon sekjen, ketua bidang organisasi, ketua mahkamah partai, dan saya ketemu Pak Muladi pada saat itu bersama Prof Nata dan saya ketemu ketua umum. Saya tanggal 13 Juli yang lalu ketemu ketua umum dan saya menyampaikan itu, ini partai makin tidak sehat makin tidak ada arah dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan setelah Rapimnas kita yang keenam kemarin.”
Kesalahannya siapa ini?
“Manajemen di dalam. Ini kita tidak pernah merasakan atau mengelola ini partai sebagaimana mestinya yang diatur dalam konstitusi yang berlaku. Tapi sejak kepemimpinan Aburizal ini orientasinya berbeda yang ditanamkan itu pragmatisme, transaksional, ada kepentingan di luar daripada kepentingan ideologi partai ini yang salah.”
Kalau tidak merasa perlu klarifikasi terkait masalah ini lalu upaya menggagas munas dipercepat bagaimana?
“Saya sejak tanggal 2 Mei yang lalu sudah melakukan silaturahmi. Sebagai organisasi sayap partai kita melakukan silaturahmi nasional, ormas, dan sayap partai Golkar kemudian kita melahirkan rekomendasi yang kita sampaikan kepada DPP. Waktu itu diterima langsung ketua umum di kediamannya dan saya sampaikan itu. Kalau itu dianggap sebagai kritikan ya saya tidak tahu dimana kita mesti bangun demokrasi ini. Kita tidak pernah bicarakan tentang munas dipercepat, kita sampaikan itu bahwa melihat semua catur sukses yang kita bangun secara bersama-sama di periode 2009-2014 ini gagal. Maka segera kita harus melakukan evaluasi dan kita harus konsolidasi baru untuk menyelamatkan partai untuk menuju 2019.”
Caranya bagaimana menyelamatkan partai?
“Munas.”
Munas itu dalam arti mengganti ketua umum?
“Iya. Munas itu kita mesti lihat munas dulu 2004 waktu Pak Akbar kan dia jadi ketua umum, 2004 kita bikin munas tanggal 17 Desember di Bali. Anggaran Dasar kita mengatakan, bahwa munas itu dilaksanakan bulan Desember tahun 2009. Pak Jusuf Kalla sebagai ketua umum saat itu beliau kalah dalam Pilpres 2009 bulan Juli, kemudian dia mencintai organisasi ini dan dia menyampaikan untuk segera bikin munas maka kita lakukan munas bulan Oktober. Karena dia menyadari partai ini harus diselamatkan. Kan tujuan kita berkuasa dan memerintah, itu filosofis Golkar.”
“Makanya banyak ditafsirkan Golkar itu tidak bisa menjadi oposisi bukan karena karya kekaryaan, itu ada ruh ideologinya bagaimana. Sekarang ini semua target kita kalah mulai dari konsolidasi, kaderisasi, karya kekaryaan, pilkada, pileg. Makanya kita harus memikirkan apa yang harus segera kita lakukan, mekanismenya sesuai dengan Anggaran Dasar kita bikin munas, boleh dong. Munas itu di dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga kita itu dilaksanakan bulan Oktober.”
“Tetapi pada saat itu memang target kita bahwa Golkar akan memerintah dan berkuasa dengan mendorong ketua umum maka kita membuat rekomendasi. Bila dipandang perlu pilpres ini dua kali putaran dan Aburizal jadi presiden, maka supaya jangan terjadi perpecahan maka diundur sampai 2015. Itu rekomendasi dengan ada syarat-syarat tertentu, itu bukan menjadi kewajiban. Kewajiban yang harus dilaksanakan DPP adalah melaksanakan konstitusi.”
Jadi sekjen asal klaim ya bahwa itu sebuah kewajiban?
“Itu tafsir saja. Karena dia memaksakan kehendak saja.”
Setelah ini Anda masih merasa menjadi pengurus partai sedangkan bagi Pak Fadel atau lainnya Anda tidak lagi di pengurus. Apa yang akan Anda lakukan?
“Saya akan pertanyakan itu. Taruhlah Anda bekerja di KBR, kalau Anda dianggap memiliki kesalahan pasti akan dipanggil redaksi. Anda melakukan pelanggaran, dikasih peringatan dulu kan. Kalau Anda tidak tahu tiba-tiba dengar di pemberitaan lain bahwa Anda diberhentikan ini apa.”
Anda perlu menghubungi ketua umum?
“Saya tidak perlu menghubungi kok.”
Tapi butuh kepastian itu?
“Seperti kemarin Fadel ngomong ini sudah menjadi keputusan, keputusannya kapan. Berorganisasi itu ada di dalam Anggaran Rumah Tangga bahwa mengambil keputusan strategis di partai harus melalui dua mekanisme, pertama rapat harian kedua rapat pleno. Saya ini pengurus inti istilahnya kita tidak pernah rapat harian, kita tidak pernah rapat pleno untuk bicarakan ini, rapat pleno terakhir 18 Juli tentang mau ada pergantian atau penyegaran pengurus tidak ada sama sekali. Ini organisasi atau mereka yang ngomong ini sudah panik karena bersepakat memaksakan diri kepada seluruh kader untuk berkoalisi yang sekarang kita gagal sama sekali sebagai partai yang paling besar.”
Apakah Partai Golkar masih nyaman bagi Anda saat ini?
“Saya tidak akan keluar dari Partai Golkar karena ini tempat yang saya anggap paling baik untuk saya mengabdi kepada bangsa dan negara. Kalau ada yang coba-coba mengganggu partai ini maka saya tidak boleh mundur. Mereka yang tidak menjalankan partai secara benar ini yang harus kita sadarkan dan kita keluarkan. Tidak bisa Golkar dicederai segelintir orang yang mengerti tentang kegolkarannya.”
(Baca juga: Fadel: Pemecatan Petinggi Golkar Soal Dukungan Capres)
Yoris Raweyai : Munas Akan Selamatkan Partai Golkar
"Munas itu di dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga kita itu dilaksanakan bulan Oktober."

BERITA
Selasa, 12 Agus 2014 16:54 WIB


Golkar, kader, munas, Yoris Raweyai
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai