KBR, Jakarta - Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang akan berlaga di Homeless World Cup (HWC) 2014 di Chile sudah terbentuk. Delapan pemain yang akan memperkuat timnas sudah terpilih setelah melalui seleksi ketat.
Namun dari Rp 900 juta dana yang dibutuhkan, baru tersedia Rp 230 juta. Rumah Cemara sebagai national organizer HWC di Indonesia dan Febby Arhemsyah, Manajer Timnas Indonesia, tetap optimistis mereka bisa berangkat.
Langkah apa saja yang sudah dan akan mereka tempuh untuk mengumpulkan dana? Simak wawancara KBR dengan Febby Arhemsyah dalam Program Sarapan Pagi KBR (18/8) berikut ini.
Sejauh ini kesiapan tim tidak ada masalah lagi?
“Kalau untuk pemain dan lain-lain tidak ada masalah, cuma masalahnya masih tetap di ongkos.”
Dukungan pemerintah belum ada sama sekali?
“Kalau dukungan kemarin terakhir kabar baiknya ada sedikit dukungan cuma belum ada kepastian, baru lisan. Kita belum bisa sebut itu dukungan kalau belum pegang buktinya.”
Dimulainya kapan?
“Dimulainya kita harus berangkat Oktober.”
Dibutuhkan Rp 900 juta tapi dana yang tersedia baru sekitar Rp 230 juta itupun cash-nya baru Rp 30 juta. Ini kemungkinan tidak berangkat ya?
“Mudah-mudahan ada keajaiban lagi di menit terakhir.”
Anggaran yang paling besar apa?
“Untuk tiket pesawat karena kebutuhan kita ini tim nasionalnya beda.”
Ini di luar PSSI ya?
“Iya kita benar-benar non material dan profit. Jadi semua budget yang terbesar untuk kebutuhan pemain dan yang paling besar adalah tiket pesawat, selebihnya hanya untuk kebutuhan latihan, tidak ada uang saku.”
Catatan torehan prestasi sudah cukup baik ya dari tiga tahun terakhir?
“Iya.”
Itu belum mampu menarik mereka ini baik dari swasta maupun pemerintah?
“Kalau dari swasta yang setiap tahun dukung kita Pertamina dan BJB. Cuma ternyata itu tidak menutupi kebutuhan kita, mereka hanya mencukupi sebagian dari kebutuhan total dana yang kita butuhkan.”
Tidak ada orang kaya di Indonesia yang mau menyumbangkan dana?
“Mungkin belum. Kalau boleh saya informasikan posisi Indonesia saat ini rangking 7 dunia dari 64 negara.”
Tim apa yang kuat?
“Amerika Latin seperti Brasil, Chile, Meksiko, Argentina, Portugal dan satu-satunya dari Asia cuma Indonesia.”
Kalau sampai detik-detik terakhir ternyata anggaran yang tersedia tidak cukup, skenarionya bagaimana?
“Skenario terburuk kita berangkatkan dengan dana yang tersedia. Ini kan street soccer yang main di lapangan berempat, skenario terburuk cuma empat yang berangkat tambah satu pelatih. Tapi kalau tidak memungkinkan kita berangkatkan empat pemain itu hanya untuk menyelamatkan nama Indonesia di tahun berikutnya. Soalnya kalau kita tidak ikut tahun ini ada kemungkinan tahun depan kita tidak bisa ikut lagi. Ada pengurangan poin, karena masih banyak negara yang mau masuk tapi belum bisa. Demi menyelamatkan itu ya minimal empat pemain saja yang kita berangkatkan.”
Apa arti penting Homeless World Cup ini bagi Indonesia?
“Ini sebenarnya sebagai salah satu cara untuk mensosialisasikan bahwa orang-orang yang selama ini termarjinalkan, dianggap tidak ada mereka mampu berprestasi di kancah internasional. Karena Homeless World Cup kesempatan mereka sekali seumur hidup jadi yang pernah ikut tidak boleh ikut lagi. Jadi setiap tahun pemainnya selalu berganti dan kita kasih kesempatan orang-orang berbeda untuk merasakan euforia Piala Dunia dan pulang dari situ hidupnya berubah.”
Mereka yang masuk itu orang-orang terpinggirkan, tidak punya rumah, masyarakat miskin, pengidap HIV juga ya?
“Iya pengidap HIV dan juga pecandu atau mantan pecandu.”
Saat ini menunggu realisasi dari Kemenpora juga lembaga negara dan BUMN terkait. Kementerian Kesehatan belum disambangi atau tidak?
“Sudah tapi belum ada yang kasih respon positif, terakhir kita kasih ke Kementerian Sosial. Kalau boleh jujur mungkin ini tugasnya departemen ini ini tugasnya, tidak saling lempar.”
Bagi masyarakat sebetulnya ini tidak begitu populer dibandingkan Timnas U-19 atau apa yang resmi di bawah PSSI. Mungkin ada yang bisa disampaikan kepada mereka bahwa ini juga penting?
“Kita juga butuh dukungan masyarakat tentang tim ini. Jangan hanya karena ada embel-embel homeless bahwa tim ini terpinggirkan. Ini sebenarnya kompetisi yang saya pikir cukup bermanfaat untuk mereka yang selama ini terpinggirkan untuk memicu mengubah hidupnya, poin penting lagi ini bawa nama negara. Saya pernah dapat testimoni dari salah satu wasit, wasit yang memimpin pertandingan di Homeless World Cup juga wasit-wasit yang memimpin di Piala Eropa dan Piala Dunia. Mereka pernah mengakui langsung ke saya, Indonesia sepakbolanya tidak begitu bagus tapi setelah lihat tim kita bermain pandangannya berubah.”
Optimisme target di pertandingan nanti ada?
“Ada. Target pertama kita adalah berangkat dan kedua kita masuk tiga besar.”
Siapa yang paling menjadi lawan kuat?
“Masih Amerika Latin, Meksiko, Chile, Brasil, Argentina, Portugal, Uruguay. Kalau dengan negara-negara Eropa seperti Inggris atau Belanda insyaallah masih bisa kita atasi.”
Ada batasan umur juga ya?
“Minimal 17 tahun maksimalnya tidak ada selama dia masih kuat dan punya keinginan kuat untuk berubah dia masih bisa bermain.”
Ada peluang bahwa mereka yang bermain di Homeless World Cup masuk juga di Timnas?
“Ada pemain kita 2011 ada dua orang sekarang bermain di Timnas Futsal Indonesia yaitu Andri Kustiawan dan Sandy Gempur.”
Kalau empat pemain ini cadangannya berapa?
“Total yang kita berangkatkan delapan orang yang main di lapangan empat orang dan rotasi terus.”
Timnas Indonesia HWC Optimistis Bisa Berangkat Meski Ada Kendala Dana
Skenario terburuk kita berangkatkan dengan dana yang tersedia.

BERITA
Senin, 18 Agus 2014 18:12 WIB


HWC, Chile, Rumah Cemara
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai