KBR - Dengan mengambil 'sudut pandang burung', film 'Beyond Beauty: Taiwan From Above' memperlihatkan keindahan alam Taiwan. Film dokumenter itu juga banyak mengeksplor permasalahan lingkungan di sana.
Film tersebut memperoleh pendapatan lebih dari SDG 8,3 juta atau sekira Rp 77 Miliar sejak diluncurkan akhir November tahun lalu. Berdurasi 93 menit, 'Beyond Beauty' membawa penontonnya dalam perjalanan melintasi Taiwan, mengunjungi mulai dari hamparan pegunungan megah hingga tempat-tempat terpencil yang jarang dikunjungi orang. Begitu memukaunya visual-visual dalam film ini, hingga film ini dapat dikira video promosi turisme Taiwan.
Namun, alih-alih video turisme, film ini justru menyorot bagaimana kecantikan alam Taiwan tersebut rusak akibat ulah manusia. Film itu menggarisbawahi permasalahan lingkungan Taiwan, seperti polusi air dan erosi lahan akibat penggundulan hutan.
Kesuksesan film ini tidak lepas dari andil Wu Nien-jen dalam memberikan narasi dan produser musik asal Singapura, Ricky Ho yang memberikan komposisi musik mencekam. Perpaduan narasi dan komposisi musik yang mengikat tersebut membimbing penonton dalam perjalanan visual film pemenang penghargaan 'Best Documentary Feature' pada ajang penghargaan film Taiwan, Golden Horse Awards ke-50.
Sutradara Chi Po-lin menghabiskan 400 jam waktunya menaiki helikopter untuk mengambil gambar panorama Taiwan dari atas langit yang terjalin dalam film ini.
Chi keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai negeri pada tahun 2009, 23 tahun setelah dia mengabdi di bidang fotografi udara untuk proyek-proyek pemerintah. Di Taiwan, masa pensiun seseorang akan terjamin jika ia tuntas 25 tahun bekerja di sektor publik.
"Tapi aku berpikir, saat itu, penglihatanku bakal terlalu buruk dan aku mungkin sudah terlalu tua untuk menyelesaikan film yang aku rancang itu, jadi aku keluar dari pekerjaanku. Kau harus melakukan apa yang kau inginkan agar tidak menyesal," kata Chi.
Sutradara berusia 50 tahun ini sampai menggadaikan rumahnya untuk membiayai film seharga SGD 3,7 miliar atau sekitar Rp 34,5 miliar tersebut. Karena gambar yang didapatkan berbeda dengan ekspektasi dan naskah yang dirancang, Chi dan timnya menghabiskan waktu enam bulan hanya untuk proses menyunting gambar.
Ini berarti produser musik Ricky Ho hanya punya dua bulan untuk menyusun komposisi musiknya. Untungnya, Ho berhasil menyelesaikan dan menggubah musik yang semakin mempertegas visual memukau film dokumenter terlaris di Taiwan tersebut.
"Sesudah film itu dirilis, pemerintah membentuk tim khusus untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan yang disinggung filmku. Aktivitas mereka berulang kali diberitakan di Taiwan. Tentu saja, butuh waktu lama untuk menyelesaikan masalah yang sudah berlangsung bertahun-tahun," kata Chi, sambil menambahkan bahwa ia berharap filmnnya menghimpun dukungan dari penonton di seluruh dunia.
Secara keseluruhan, 'Beyond Beauty' merupakan film yang dengan kecantikan sederhananya mampu menyampaikan pesan lingkungan yang kuat. Ia diasah dengan cermat dan memberikan pengalaman yang menyegarkan bagi penontonnya. Mereka yang tidak terlalu tertarik dengan isu lingkungan mungkin akan sedikit merasa bosan, namun visual dan alunan musik yang memukau dari film ini akan menebusnya.
Beyond Beauty: Taiwan From Above mulai ditayangkan di Singapura 28 Agustus besok. Ini sebagai bagian dari penayangan spesial di Cathay Cineplex dan Cathap Cineplex Cineleisure Orchard.
Editor: Pebriansyah Ariefana
Beyond Beauty: Kecantikan Taiwan Berbalut Kerusakan Lingkungan
KBR - Dengan mengambil 'sudut pandang burung', film 'Beyond Beauty: Taiwan From Above' memperlihatkan keindahan alam Taiwan. Film dokumenter itu juga banyak mengeksplor permasalahan lingkungan di sana.

BERITA
Senin, 25 Agus 2014 14:39 WIB


Beyond Beauty
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai